MAKALAH
ANGGARAN PERUSAHAAN
Isi & Prosedur Penyusunan Anggaran & Faktor
Disusun untuk
Memenuhi Tugas Anggaran Perusahaan
Nama Kelompok 4E :
1.
Epi Marlina 14030177
2.
Heni Anggraeni 14030147
3.
Siti Tri
Mulyasih 14030166
4.
Triana
Widiyanti 14030143
5.
Utami Rizkiani 14030151
Dosen Pengampu :
Erni Unggul S.U SE. M.Si
POLITEKNIK
HARAPAN BERSAMA KOTA TEGAL
Jl. Mataram No 9 Pesurungan Lor - Tegal
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam operasional setiap
perusahaan senantiasa diperlukan langkah yang sistematis untuk dapat
memberdayakan potensi sumber dayanya secara efisien dan efektif. Untuk mencapai
kondisi tersebut diperlukan perencanaan yang cermat dari manajemen dalam meniti
langkah operasional yang akan dilakukan. Derajat kompleksitas perencanaan
tersebut tentu dipengaruhi oleh skala perusahaan; perusahaan besar relatif
memerlukan perencanaan yang lebih formal dan rinci.
Penyusunan anggaran
merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam
rangka waktu satu
tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain.
Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba (proft planing).
Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana operasional yang
implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka pendek dan jangka
panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan dimasa yang akan datang.
Untuk melukiskan
anggaran dan proses penyusunan anggaran, layaknya sebagai suatu proyek
pembangunan gedung berlantai tiga puluh. Untuk membangun gedung tersebut
diperlukan waktu tiga tahun. Gedung tersebut akan dibangun berdasarkan cetak
biru (blue print) dan berdasarkan rencana biaya yang dibuat
oleh arsitek. Setiap bulan dibuat anggaran biaya untuk pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan setiap bagian gedung tersebut, sehingga
keseluruhan pekerjaan gedung tersebut dapat terlaksana sesuai dengan blue print
yang telah dibuat dengan rencana biaya yang telah disusun sebelum proyek
dilaksanakan.
Proses penyusunan
anggaran merupakan proses penyusunan rencana jangka pendek, yang dalam
perusahaan berorientasi laba, pemilihan rencana didasarkan atas dampak rencana
kerja tersebut terhadap laba. Oleh karena itu sering sekali proses penyusunan
anggaran sering sekali disebut sebagai penyusunan rencana laba jangka
panjang (short-run profit planning). Untuk memungkinkan manajemen
puncak melakukan pemilihan rencana kerja yang berdampak baik terhadap laba,
manajemen menggunakan teknik analisa biaya-volume dan laba. Dalam analisis biaya-volume
dan laba ini, informasi akuntansi diffirensial memungkinkan manajemen untuk
melakukan pemilihan berbagai altematif kerja yang akan dicantumkan dalam
anggaran.
Setelah suatu rencana
kerja dipilih untuk mencapai sasaran anggaran, manajer yang berperan untuk
melaksanakan rencana kerja tersebut memerlukan sumber daya, untuk
memungkinkannya mencapai sasaran anggaran. Demikian mangenai penyusunan
anggaran untuk perusahaan yang tidak jauh berbeda dengan negara, kemudian
bagaimana untuk koteksnya negara. Maka kami akan membahasnya dengan judul
“ Penyusunan Anggaran
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah yang
menjadi fokus penyusunan diuraikan ke dalam rumusan-rumusan pertanyaan yang
lebih spesipik. Adapaun identifikasi masalahnya sebagai berikut:
a. Bagaimana Penyusunan
Anggaran?
b. Bagaimana Metode Penyusunan
Anggaran?
c. Isi dari Anggaran
Operasi
d. Apa Faktor yang
mempengaruhi penyusunan Anggaran (budget) ?
e. Apa Faktor yang mempengaruhi
penyusunan Anggaran (budget) ?
f. Bagaimana
Proses penyusunan anggaran ?
1.4 Tujuan Penyusunan
Dari perumusan masalah
diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Penyusunan
Anggaran
b. Metode
Penyusunan Anggaran
c. Isi dari Anggaran Operasi
d. Faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran
(budget)
e. Proses
penyusunan anggaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyusunan Anggaran
Anggaran merupakan
sejumlah uang yang dihabiskan dalam periode tertentu untuk melaksanakan suatu program. Tidak ada satu perusahaan pun yang memiliki anggaran yang tidak terbatas, sehingga proses
penyusunan anggaran menjadi hal penting dalam sebuah proses perencanan.
Secara garis besar,
proses penyusunan anggaran terbagi menjadi dua, yakni dari atas ke bawah (top-down)
dan dari bawah ke atas (bottom-up).
2.1.1. Dari atas ke
bawah (Top-down)
Merupakan proses penyusunan anggaran tanpa penentuan tujuansebelumnya dan tidak berlandaskan teori yang jelas.
Proses penyusunan anggaran dari atas ke bawah ini secara garis besar berupa
pemberian sejumlah uang dari pihak atasan
kepada para karyawannya agar menggunakan uang yang diberikan tersebut untuk menjalankan
sebuah program. Terdapat 5 metode penyusunan anggaran dari atas ke bawah:
a. Metode
kemampuan (The affordable method) adalah metode dimana perusahaan
menggunakan sejumlah uang yang ada untuk kegiatan operasional dan produksi tanpa mepertimbangkan efek pengeluaran
tersebut.
- Metode pembagian semena-mena (Arbitrary allocation method)
merupakan proses pendistribusian anggaran yang tidak lebih baik darimetode sebelumnya. Metode ini tidak berdasar pada teori, tidak memiliki
tujuan yang jelas, dan tidak membuat konsep pendistribusiananggaran dengan baik.
- Metode persentase penjualan (Percentage of sales) menggambarkan
efek yang terjadi antara kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan dengan persentase peningkatan penjualan di lapangan. Metode ini mendasarkan pada dua hal, yaitu persentase penjualan dan
sejumlah pengembalian yang diterima dari aktivitas periklanan dan promosi
yang dilakukan.
- Melihat pesaing (Competitive parity) karena sebenarnya tidak
ada perusahaan yang tidak mau tahu akan keadaan pesaingnya. Tiap perusahaan
akan berusaha untuk melakukan promosi yang lebih baik dari para pesaingnya dengan tujuan untuk
menguasai pangsa pasar.
- Pengembalian investasi (Return of investment) merupakan
pengembalian keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan terkait dengan sejumlah uang yang telah dikeluarkan untuk iklan dan aktivitaspromosi lainnya. Sesuai dengan arti katanya, investasi berarti
penanaman modal dengan harapan akan adanya pengembalian modal suatu hari.
2.1.2. Dari bawah ke
atas (Bottom-up)
Merupakan proses
penyusunan anggaran berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan
anggaran ditentukan belakangan setelah tujuan selesai disusun. Proses
penyusunan anggaran dari bawah ke atas merupakan komunikasi strategis antara tujuan dengan anggaran. Terdapat 3 metode dasar proses
penyusunan anggaran dari bawah ke atas, yakni:
a. Metode
tujuan dan tugas (Objective and task method) dengan menegaskan pada
penentuan tujuan dan anggaran yang disusun secara beriringan. Terdapat 3
langkah yang ditempuh dalam langkah ini, yakni penentuan tujuan, penentuan
strategi dan tugas yang harus
dikerjakan, dan perkiraan anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai tugas dan
strategi tersebut.
b.
Metode
pengembalian berkala (Payout planning) menggunakan prinsipinvestasi dimana pengembalian modal diterima setelah waktu tertentu. Selama
tahun pertama, perusahaan akan mengalami rugi dikarenakan biaya promosi dan iklan masih
melebihi keuntungan yang diterima darihasil penjualan. Pada
tahun kedua, perusahaan akan mencapai titik impas (break even point) antara biaya promosi dengan keuntungan yang diterima. Setelah memasuki tahun ketiga,
barulah perusahaan akan menerima keuntungan penjualan. Strategi ini
hasilnya dirasakan dalam jangka panjang.
c.
Metode perhitungan
kuantitatif (Quantitative models) menggunakan sistem perhitungan statistik dengan mengolah data yang dimasukkan
dalam komputer dengan teknik analisis regresi berganda (multiple regression
analysis. Metode ini jarang digunakan karena kompleksdalam pemakaiannya.
2.2. Metode Penyusunan
Anggaran
Penganggaran sebagai
suatu sistem merupakan sebuah proses yang mengatur penyusunan dokumen anggaran
yang di Indonesia dibedakan menjadi 2 jenis dokumen anggaran yaitu :
a. Rencana
Kerja dan Anggaran – Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) yang merupakan dokumen
rencana keuangan tahunan K/L yang disusun menurut Bagian Anggaran
Kementerian/Lembaga;
b. Rencana
Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP-BUN), adalah rencana kerja dan
anggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara yang memuat rincian kebutuhan
dana baik yang berbentuk anggaran belanja maupun pembiayaan dalam rangka
pemenuhan kewajiban Pemerintah Pusat dan transfer kepada daerah yang
pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara.
Proses penganggaran
merupakan uraian mengenai proses dan mekanisme penganganggarannya dimulai dari
Pagu Indikatif sampai dengan penetapan Pagu Alokasi Anggaran K/L yang bersifat
final. Sistem penganggaran ini harus dipahami secara baik dan benar oleh pemangku
kepentingan (stakeholder) agar dapat dihasilkan APBN yang kredibel dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Hal-hal yang diatur
dalam proses penyusunan anggaran tersebut terutama berkenaan dengan proses
penyiapan penganggaran (budget preparation) yang mengatur 3 (tiga) materi
pokok, yaitu: (1) pendekatan penyusunan anggaran, (2) klasifikasi anggaran, dan
(3) proses penganggaran.
Pendekatan yang
digunakan dalam penyusunan anggaran terdiri dari pendekatan: (1) penganggaran
terpadu, (2) penganggaran berbasis kinerja (PBK), dan (3) kerangka pengeluaran
jangka menengah (KPJM).
2.4.1. Pendekatan
Penyusunan Anggaran
Pendekatan penyusunan
anggaran yang digunakan dalam proses penganggaran meliputi pendekatan:
penganggaran terpadu, PBK, dan KPJM. Pendekatan penyusunan anggaran tersebut
menjadi acuan bagi pemangku kepentingan bidang penganggaran dalam merancang dan
menyusun anggaran.
a. Pendekatan
Penganggaran Terpadu
Penganggaran terpadu
merupakan unsur yang paling mendasar bagi penerapan pendekatan penyusunan anggaran
lainnya yaitu, Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) dan Kerangka Pengeluaran
Jangka Menengah (KPJM). Dengan kata lain bahwa pendekatan anggaran terpadu
merupakan kondisi yang harus terwujud terlebih dahulu.
Penyusunan anggaran
terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan
penganggaran di lingkungan K/L untuk menghasilkan dokumen RKA-K/L dengan
klasifikasi anggaran menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja. Integrasi
atau keterpaduan proses perencanaan dan penganggaran dimaksudkan agar tidak
terjadi duplikasi dalam penyediaan dana untuk K/L baik yang bersifat investasi
maupun untuk keperluan biaya operasional.
Pada sisi yang lain
penerapan penganggaran terpadu juga diharapkan dapat mewujudkan Satuan Kerja
(Satker) sebagai satu-satunya entitas akuntansi yang bertanggung jawab terhadap
aset dan kewajiban yang dimilikinya, serta adanya akun (pendapatan dan/atau
belanja) untuk satu transaksi sehingga dipastikan tidak ada duplikasi dalam
penggunaannya.
Mengacu pada pendekatan
penyusunan anggaran terpadu tersebut di atas, penyusunan RKA-K/L menggunakan
hasil restrukturisasi program/kegiatan dalam kaitannya dengan klasifikasi
anggaran menurut program dan kegiatan, serta penataan bagian anggaran dan
satker untuk pengelolaan anggaran dalam kaitannya dengan klasifikasi anggaran
menurut organisasi.
b. Pendekatan
PBK
Penganggaran Berbasis
Kinerja (PBK) merupakan suatu pendekatan dalam sistem penganggaran yang
memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dan kinerja yang diharapkan, serta
memperhatikan efisiensi dalam pencapaian kinerja tersebut. Yang dimaksud
kinerja adalah prestasi kerja yang berupa keluaran dari suatu Kegiatan atau
hasil dari suatu Program dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.
c. Pendekatan
KPJM
KPJM adalah pendekatan
penyusunan anggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan yang
menimbulkan implikasi anggaran dalam jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun
anggaran.
Secara umum penyusunan
KPJM yang komprehensif memerlukan suatu tahapan proses penyusunan perencanaan
jangka menengah meliputi:
1) penyusunan
proyeksi/rencana kerangka (asumsi) ekonomi makro untuk jangka menengah;
2) penyusunan
proyeksi/rencana /target-target fiskal (seperti tax ratio, defisit, dan rasio
utang pemerintah) jangka menengah;
3) rencana
kerangka anggaran (penerimaan, pengeluaran, dan pembiayaan) jangka menengah
(medium term budget framework), yang menghasilkan pagu total belanja pemerintah
(resources envelope);
dpendistribusian total
pagu belanja jangka menengah ke masing-masing K/L (line ministries ceilings).
Indikasi pagu K/L dalam jangka menengah tersebut merupakan perkiraan batas
tertinggi anggaran belanja dalam jangka menengah;
Penganggaran sebagai
suatu sistem merupakan sebuah proses yang mengatur penyusunan dokumen anggaran
yang di Indonesia dibedakan menjadi 2 jenis dokumen anggaran yaitu :
a. Rencana
Kerja dan Anggaran – Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) yang merupakan
dokumen rencana keuangan tahunan K/L yang
disusun menurut Bagian Anggaran
Kementerian/Lembaga;
b.
Rencana Dana
Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP-BUN), adalah rencana kerja dan anggaran
Bagian
Anggaran Bendahara Umum
Negara yang memuat rincian kebutuhan dana baik yang berbentuk anggaran belanja
maupun pembiayaan dalam rangka pemenuhan kewajiban Pemerintah Pusat dan
transfer kepada daerah yang pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepada
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Proses penganggaran
merupakan uraian mengenai proses dan mekanisme penganganggarannya dimulai dari
Pagu Indikatif sampai dengan penetapan Pagu Alokasi Anggaran K/L yang bersifat
final. Sistem penganggaran ini harus dipahami secara baik dan benar oleh
pemangku kepentingan (stakeholder) agar dapat dihasilkan APBN yang kredibel dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Hal-hal yang diatur
dalam proses penyusunan anggaran tersebut terutama berkenaan dengan proses
penyiapan penganggaran (budget preparation) yang mengatur 3 (tiga) materi
pokok, yaitu: (1) pendekatan penyusunan anggaran, (2) klasifikasi anggaran, dan
(3) proses penganggaran. Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan
anggaran terdiri dari pendekatan: (1) penganggaran terpadu, (2) penganggaran
berbasis kinerja (PBK), dan (3) kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM).
2.3. Isi dari Anggaran Operasi
Tampilan dibawah ini merupakan isi dari anggaran operasi yang umum
dan membedakannya dengan jenis lain dari dokumen perencanaan : rencana
strategis dan anggaran modal, anggaran kas, dan anggaran neraca. Jumlahnya
adalah jumlah rupiah yang direncanakan untuk tahun itu, bersama-sama dengan
jumlah kuantitatif, seperti jumlah kepala (misalnya: jumlah pegawai) dan
penjualan dalam unit.
Rencana
Strategis
|
Anggaran
Operasi
|
Anggaran
Modal
|
Pendapatan dan beban untuk tiap program utama·Â
Tidak perlu bagi pusat tanggung jawab·Â
Rincian tidak sebanyak seperti dalam anggaran operasi·Â
Lebih banyak beban yang bersifat variabel·Â
Untuk beberapa tahun·Â
Jumlah totalnya sama dengan anggaran operasi·Â
|
Untuk organisasi secara keseluruhan dan untuk tiap unit bisnis·Â
Diklasifikasikan berdasarkan pusat tanggung jawab·Â
Umumnya meliputi:·Â
-Pendapatan
-Biaya
Produksi dan penjualan
-Beban
pemasaran
-Beban
logistic
-Umum
dan administrative
-Penelitian
dan Pengembangan
-Pajak
Penghasilan
-Laba
bersih
Beban dapat bersifat:·Â
-Fleksibel
-Diskresioner
-Komitmen
Untuk waktu satu tahun yang dibagi per bulan atau per kuartal·Â
Jumlah totalnya sama dengan rencan strategis (kecuali direvisi)·Â
|
Masing-masing proyek modal yang utama didaftarkan secara terpisah·Â
Total pengeluaran proyek per kuartal·Â
|
Kategori
Anggaran Operasi
Dalam
organisasi yang relatif kecil, terutama yang tidak mempunyai unit bisnis,
keseluruhan anggaran mungkin hanya setebal satu halama saja. Dalam organisasi
yang relative besar, ada halaman ringkasan dan halaman-halaman lain yang berisi
rincian dari unit bisnis, ditambah penelitian dan pengembangan, serta beban
umum dan administratif.
1. Anggaran
Pendapatan
Anggaran
pendapatan berisi proyek penjualan unit dikalikan dengan harga jual yang
diperkirakan. Dari semua elemen anggaran laba, anggaran pendapatan adalah yang
paling penting, tetapi juga merupakan elemen yang dipengaruhi ketidakpastian
paling besar.
2. Anggaran
biaya Produksi dan biaya Penjualan
Anggaran
biaya yang dikembangkan oleh manajer produksi mungkin saja tidak untuk
kuantitas produk yang sama seperti yang ditunjukkan dalam anggaran penjualan;
perbedaan tersebut menunjukkan tambahan atas atau pengurangan dari persediaan
barang jadi. Tetapi, harga pokok penjualan yang dilaporkan dalam anggaran
ringkasan adalah biaya standar dari produk yang dianggarkan akan dijual.
3. Beban
Pemasaran
Beban
pemasaran adalah beban yang dikeluarkan untuk memperoleh penjualan. Sebagian
besar dari jumlah yang tercantum dalam anggaran mungkin telah dikomitmen
sebelum tahun tersebut dimulai. Jika anggaran tersebut adalah untuk suatu
organisasi penjualan yang terdiri dari sejumlah tertentu kantor penjualan
dengan jumlah karyawan tertentu, maka rencana-rencana untuk membuka ataupun
menutup kantor penjualan dan untuk merektrut maupun melatih karyawan baru haruslah
direncanakan jauh sebelum dimulainya tahun anggaran yang bersangkutan.
4. Beban
logistik
Beban
logistik biasanya dilaporkan secara terpisah dari beban untuk mendapatkan
pesanan. Beban-beban tersebut mencakup entry pesanan, pergudangan dan pengambilan
pesanan, transportasi ke konsumen, dan penagihan piutang. Secara konseptual,
beban-beban ini memiliki perilaku yang lebih serupa dengan biaya produksi
daripada biaya pemasaran; yaitu, banyak daripadanya yang merupakan biaya
teknik. Kendati demikian, banyak perusahaan yang memasukkan beban-beban
tersebut dalam anggaran pemasaran, karena beban tersebut cenderung menjadi
tanggung jawab dari organisasi pemasaran.
5. Beban
Umum dan Administratif
Ini
merupakan beban dari unit-unit staf, baik di kantor pusat maupun di unit
bisnis. Secara keseluruhan, beban-beban ini merupakan biaya diskresioner,
walaupun beberapa komponennnya (seperti biaya pembukuan dalam departemen
akuntansi) merupakan biaya teknik.
6. Beban
Penelitian dan Pengembangan
Anggaran
penelitian dan pengembangan (litbang) menggunakan salah-satu dari dua
pendekatan, atau kombinasi dari keduanya. Dalam pendekatan pertama, jumlah
total merupakan fokusnya. Jumlah tersebut mungkin merupakan tingkat pengeluaran
saat ini yang disesuaikan dengan inflasi; ataupun jumlah yang lebih besar,
dengan keyakinan bahwa lebih banyak uang yang dapat dibelanjakan pada waktu
yang baik, jika perusahaan memperkirakan suatu peningkatan dalam pendapatan
penjualan atau jika terdapat peluang yang baik untuk mengembangkan suatu produk
atau proses baru secara signifikan.
7. Pajak
Penghasilan
Walaupun
baris paling bawah adalah pendapatan setelah pajak penghasilan, beberapa
perusahaan tidak mempertimbangkan pajak penghasilan dalam penyusunan anggaran
untuk unit bisnis. Hal ini disebabkan karena kebijakan pajak penghasilan
ditetapkan kantor pusat.
2.4. Faktor yang
mempengaruhi penyusunan Anggaran (budget)
Faktor yang
Mempengaruhi Penyusunan Anggaran. Anggaran menunjukkan suatu proses, sejak
dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana,
pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan. Pembagian tugas
perencanaan, penyusunan rencana itu sendiri, implementasi dari rencana
tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil-hasil
pelaksanaan rencana.”
2.3.1. Faktor yang
mempengaruhi penyusunan Anggaran (budget) yaitu :
a. Faktor
intern adalah faktor-faktor yang ada dalam perusahaan itu sendiri.
Factor-faktor
tersebut antara lain berupa penjualan
tahun lalu, kebijaksanaan perusahaan, modal kerja
yang dimiliki, tenaga kerja yang
dimiliki, kapasitas perusahaan yang dimiliki, dll.
b. Faktor
ekstern adalah faktor-faktor yang ada diluar perusahaan tapi mempengaruhi
kehidupan perusahaan. Factor-faktor
tersebut antara lain berupa keadaan persaingan,
tingkat pertumbuhan penduduk, penghasilan
masyarakat, pendidikan masyarakat,
penyebaran
penduduk, agama, adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat, dll.
Anggaran (Budget) yang
baik haruslah mencakup seluruh kegiatan perusahaan, yang sering dinamakan
Budget Komprehensif. Secara garis besar isi dari Budget Komprehensif terdiri
dari:
Budget Taksiran
(Forecasting Budget), berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan
perusahaan dan keadaan (posisi) financial perusahaan pada saat tertentu pada
waktu yang akan datang.
Budget Variabel, berisi
tentang tingkat perubahan atau variabilitas biaya, khususnya biaya-biaya yang
termasuk kelompok biaya ”semi-variabel” sehubungan dengan adanya produktivitas
perusahaan. Analisa Statistika dan Matematika Pembantu, yang dipergunakan untuk
membuat taksiran-taksiran serta mengadakan penilaian (evaluasi) dalam rangka
mengadakan pengawasan kerja.
Laporan Budget (Budget
Report), yaitu laporan tentang realisasi pelaksanaan budget yang dilengkapi
dengan berbagai analisa perbandingan antara budget dan realisasinya sehingga
dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan sebab-sebabnya, baik
yang bersifat positif (menguntungkan) maupun negative (merugikan), sehingga
dapat ditarik kesimpulan dan tindak lanjut (follow-up) yang segera perlu
dilakukan.
Analisis statistika dan matematika pembantu,
yaitu analisis statistika dan matematika yang dipergunakan untuk membuat
taksiran (forecast) serta yang dipergunakan untuk mengadakan
penilaian (evaluasi) dalam rangka mengadakan pengawasan kerja.
Tujuan Penyusunan
Anggaran
1.
Menyatakan harapan
perusahaan secara jelas den formal
2.
Mengkomunikasikan
harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait
3.
Menyediakan rencana
secara terperinci mengenai aktivitas
4.
Mengkoordinasikan cara
yang akan ditempuh untuk memaksimalkan sumber daya
5.
Menyediakan alat ukur
dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok
2.5. Proses penyusunan
anggaran
a. Mencari
faktor yang tersulit.
b. Posisi
perusahaan dalam persaingan ( Leader / Follower )
c. Memperoleh
data akurat.
d. Ahli.
BAB III
KESIMPULAN
Anggaran merupakan
sejumlah uang yang dihabiskan dalam periodetertentu untuk melaksanakan suatu program. Tidak ada satu perusahaan pun yang memiliki anggaran yang tidak terbatas, sehingga proses
penyusunan anggaran menjadi hal penting dalam sebuah proses perencanan.
Secara garis besar,
proses penyusunan anggaran terbagi menjadi dua, yakni dari atas ke bawah (top-down)
dan dari bawah ke atas (bottom-up).
Penganggaran sebagai
suatu sistem merupakan sebuah proses yang mengatur penyusunan dokumen anggaran
yang di Indonesia dibedakan menjadi 2 jenis dokumen anggaran yaitu
: Rencana Kerja dan Anggaran – Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) dan Rencana
Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP-BUN).
Pendekatan yang
digunakan dalam penyusunan anggaran terdiri dari pendekatan: (1) penganggaran
terpadu, (2) penganggaran berbasis kinerja (PBK), dan (3) kerangka pengeluaran
jangka menengah (KPJM).
DAFTAR PUSTAKA
1. Belch,
Geroge E dan Belch, Michael A. 2004. Advertising and Promotion: An
Integrated Marketing Communications Perspective, Sixth Edition. McGraw-Hill,
2. Don
dan Rogers, Martha. 2005. Return on Customer: Creating Maximum Value
for Your Scarcest Resource. Doubleday/Currency.
3. Wikipedia
4. www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar