Mp3

Rabu, 21 September 2016

Isi & Prosedur Penyusunan Anggaran & Faktor

MAKALAH
ANGGARAN PERUSAHAAN
Isi & Prosedur Penyusunan Anggaran & Faktor

IMG_20150315_210618.jpg

Disusun untuk Memenuhi Tugas Anggaran Perusahaan

Nama Kelompok 4E :
1.      Epi Marlina                                            14030177
2.      Heni Anggraeni                                      14030147
3.      Siti Tri Mulyasih                                     14030166
4.      Triana Widiyanti                                    14030143
5.      Utami Rizkiani                                       14030151

Dosen Pengampu :
Erni Unggul S.U  SE. M.Si

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA KOTA TEGAL
Jl. Mataram No 9 Pesurungan Lor - Tegal








BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Dalam operasional setiap perusahaan senantiasa diperlukan langkah yang sistematis untuk dapat memberdayakan potensi sumber dayanya secara efisien dan efektif. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan perencanaan yang cermat dari manajemen dalam meniti langkah operasional yang akan dilakukan. Derajat kompleksitas perencanaan tersebut tentu dipengaruhi oleh skala perusahaan; perusahaan besar relatif memerlukan perencanaan yang lebih formal dan rinci.
Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam
rangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba (proft planing). Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan dimasa yang akan datang.
Untuk melukiskan anggaran dan proses penyusunan anggaran, layaknya sebagai suatu proyek pembangunan gedung berlantai tiga puluh. Untuk membangun gedung tersebut diperlukan waktu tiga tahun. Gedung tersebut akan dibangun berdasarkan cetak biru (blue print) dan berdasarkan rencana biaya yang dibuat oleh arsitek. Setiap bulan dibuat anggaran biaya untuk pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan setiap bagian gedung tersebut, sehingga keseluruhan pekerjaan gedung tersebut dapat terlaksana sesuai dengan blue print yang telah dibuat dengan rencana biaya yang telah disusun sebelum proyek dilaksanakan.
Proses penyusunan anggaran merupakan proses penyusunan rencana jangka pendek, yang dalam perusahaan berorientasi laba, pemilihan rencana didasarkan atas dampak rencana kerja tersebut terhadap laba. Oleh karena itu sering sekali proses penyusunan anggaran sering sekali disebut sebagai penyusunan rencana laba jangka panjang (short-run profit planning). Untuk memungkinkan manajemen puncak melakukan pemilihan rencana kerja yang berdampak baik terhadap laba, manajemen menggunakan teknik analisa biaya-volume dan laba. Dalam analisis biaya-volume dan laba ini, informasi akuntansi diffirensial memungkinkan manajemen untuk melakukan pemilihan berbagai altematif kerja yang akan dicantumkan dalam anggaran.
Setelah suatu rencana kerja dipilih untuk mencapai sasaran anggaran, manajer yang berperan untuk melaksanakan rencana kerja tersebut memerlukan sumber daya, untuk memungkinkannya mencapai sasaran anggaran. Demikian mangenai penyusunan anggaran untuk perusahaan yang tidak jauh berbeda dengan negara, kemudian bagaimana untuk koteksnya negara. Maka kami akan membahasnya dengan judul “ Penyusunan Anggaran

1.2  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan “Penyusunan Anggaran”.
1.3  Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah yang menjadi fokus penyusunan diuraikan ke dalam rumusan-rumusan pertanyaan yang lebih spesipik. Adapaun identifikasi masalahnya sebagai berikut:
a.     Bagaimana Penyusunan Anggaran?
b.     Bagaimana Metode Penyusunan Anggaran?
c.    Isi dari Anggaran Operasi
d.   Apa  Faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran (budget) ?
e.   Apa  Faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran (budget) ?
   f.   Bagaimana Proses penyusunan anggaran ?
        
1.4  Tujuan Penyusunan
Dari perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a.   Penyusunan Anggaran
b.   Metode Penyusunan Anggaran
c.   Isi dari Anggaran Operasi
d.   Faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran (budget)   
e.   Proses penyusunan anggaran



BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Penyusunan Anggaran
Anggaran merupakan sejumlah uang yang dihabiskan dalam periode tertentu untuk melaksanakan suatu program. Tidak ada satu perusahaan pun yang memiliki anggaran yang tidak terbatas, sehingga proses penyusunan anggaran menjadi hal penting dalam sebuah proses perencanan.
Secara garis besar, proses penyusunan anggaran terbagi menjadi dua, yakni dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up).
2.1.1. Dari atas ke bawah (Top-down)
Merupakan proses penyusunan anggaran tanpa penentuan tujuansebelumnya dan tidak berlandaskan teori yang jelas. Proses penyusunan anggaran dari atas ke bawah ini secara garis besar berupa pemberian sejumlah uang dari pihak atasan kepada para karyawannya agar menggunakan uang yang diberikan tersebut untuk menjalankan sebuah program. Terdapat 5 metode penyusunan anggaran dari atas ke bawah:
a.       Metode kemampuan (The affordable method) adalah metode dimana perusahaan
menggunakan sejumlah uang yang ada untuk kegiatan operasional dan produksi tanpa mepertimbangkan efek pengeluaran tersebut.
  1. Metode pembagian semena-mena (Arbitrary allocation method) merupakan proses pendistribusian anggaran yang tidak lebih baik darimetode sebelumnya. Metode ini tidak berdasar pada teori, tidak memiliki tujuan yang jelas, dan tidak membuat konsep pendistribusiananggaran dengan baik.
  2. Metode persentase penjualan (Percentage of sales) menggambarkan efek yang terjadi antara kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan dengan persentase peningkatan penjualan di lapangan. Metode ini mendasarkan pada dua hal, yaitu persentase penjualan dan sejumlah pengembalian yang diterima dari aktivitas periklanan dan promosi yang dilakukan.
  3. Melihat pesaing (Competitive parity) karena sebenarnya tidak ada perusahaan yang tidak mau tahu akan keadaan pesaingnya. Tiap perusahaan akan berusaha untuk melakukan promosi yang lebih baik dari para pesaingnya dengan tujuan untuk menguasai pangsa pasar.
  4. Pengembalian investasi (Return of investment) merupakan pengembalian keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan terkait dengan sejumlah uang yang telah dikeluarkan untuk iklan dan aktivitaspromosi lainnya. Sesuai dengan arti katanya, investasi berarti penanaman modal dengan harapan akan adanya pengembalian modal suatu hari.
2.1.2. Dari bawah ke atas (Bottom-up)
Merupakan proses penyusunan anggaran berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan anggaran ditentukan belakangan setelah tujuan selesai disusun. Proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas merupakan komunikasi strategis antara tujuan dengan anggaran. Terdapat 3 metode dasar proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas, yakni:


a.   Metode tujuan dan tugas (Objective and task method) dengan menegaskan pada    
penentuan tujuan dan anggaran yang disusun secara beriringan. Terdapat 3 langkah yang ditempuh dalam langkah ini, yakni penentuan tujuan, penentuan strategi dan tugas yang harus dikerjakan, dan perkiraan anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai tugas dan strategi tersebut.
b.        Metode pengembalian berkala (Payout planning) menggunakan prinsipinvestasi dimana pengembalian modal diterima setelah waktu tertentu. Selama tahun pertama, perusahaan akan mengalami rugi dikarenakan biaya promosi dan iklan masih melebihi keuntungan yang diterima darihasil penjualan. Pada tahun kedua, perusahaan akan mencapai titik impas (break even point) antara biaya promosi dengan keuntungan yang diterima. Setelah memasuki tahun ketiga, barulah perusahaan akan menerima keuntungan penjualan.  Strategi ini hasilnya dirasakan dalam jangka panjang.
c.         Metode perhitungan kuantitatif (Quantitative models) menggunakan sistem perhitungan statistik dengan mengolah data yang dimasukkan dalam komputer dengan teknik analisis regresi berganda (multiple regression analysis. Metode ini jarang digunakan karena kompleksdalam pemakaiannya.
2.2. Metode Penyusunan Anggaran
Penganggaran sebagai suatu sistem merupakan sebuah proses yang mengatur penyusunan dokumen anggaran yang di Indonesia dibedakan menjadi 2 jenis dokumen anggaran yaitu :
a.    Rencana Kerja dan Anggaran – Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) yang merupakan dokumen rencana keuangan tahunan K/L yang disusun menurut Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga;
b.   Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP-BUN), adalah rencana kerja dan anggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara yang memuat rincian kebutuhan dana baik yang berbentuk anggaran belanja maupun pembiayaan dalam rangka pemenuhan kewajiban Pemerintah Pusat dan transfer kepada daerah yang pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.

Proses penganggaran merupakan uraian mengenai proses dan mekanisme penganganggarannya dimulai dari Pagu Indikatif sampai dengan penetapan Pagu Alokasi Anggaran K/L yang bersifat final. Sistem penganggaran ini harus dipahami secara baik dan benar oleh pemangku kepentingan (stakeholder) agar dapat dihasilkan APBN yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hal-hal yang diatur dalam proses penyusunan anggaran tersebut terutama berkenaan dengan proses penyiapan penganggaran (budget preparation) yang mengatur 3 (tiga) materi pokok, yaitu: (1) pendekatan penyusunan anggaran, (2) klasifikasi anggaran, dan (3) proses penganggaran.
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan anggaran terdiri dari pendekatan: (1) penganggaran terpadu, (2) penganggaran berbasis kinerja (PBK), dan (3) kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM).



2.4.1. Pendekatan Penyusunan Anggaran
Pendekatan penyusunan anggaran yang digunakan dalam proses penganggaran meliputi pendekatan: penganggaran terpadu, PBK, dan KPJM. Pendekatan penyusunan anggaran tersebut menjadi acuan bagi pemangku kepentingan bidang penganggaran dalam merancang dan menyusun anggaran.
a.       Pendekatan Penganggaran Terpadu
Penganggaran terpadu merupakan unsur yang paling mendasar bagi penerapan pendekatan penyusunan anggaran lainnya yaitu, Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM). Dengan kata lain bahwa pendekatan anggaran terpadu merupakan kondisi yang harus terwujud terlebih dahulu.
Penyusunan anggaran terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan K/L untuk menghasilkan dokumen RKA-K/L dengan klasifikasi anggaran menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja. Integrasi atau keterpaduan proses perencanaan dan penganggaran dimaksudkan agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan dana untuk K/L baik yang bersifat investasi maupun untuk keperluan biaya operasional.
Pada sisi yang lain penerapan penganggaran terpadu juga diharapkan dapat mewujudkan Satuan Kerja (Satker) sebagai satu-satunya entitas akuntansi yang bertanggung jawab terhadap aset dan kewajiban yang dimilikinya, serta adanya akun (pendapatan dan/atau belanja) untuk satu transaksi sehingga dipastikan tidak ada duplikasi dalam penggunaannya.
Mengacu pada pendekatan penyusunan anggaran terpadu tersebut di atas, penyusunan RKA-K/L menggunakan hasil restrukturisasi program/kegiatan dalam kaitannya dengan klasifikasi anggaran menurut program dan kegiatan, serta penataan bagian anggaran dan satker untuk pengelolaan anggaran dalam kaitannya dengan klasifikasi anggaran menurut organisasi.
b.      Pendekatan PBK
Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) merupakan suatu pendekatan dalam sistem penganggaran yang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dan kinerja yang diharapkan, serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaian kinerja tersebut. Yang dimaksud kinerja adalah prestasi kerja yang berupa keluaran dari suatu Kegiatan atau hasil dari suatu Program dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.

c.       Pendekatan KPJM
KPJM adalah pendekatan penyusunan anggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan yang menimbulkan implikasi anggaran dalam jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun anggaran.
Secara umum penyusunan KPJM yang komprehensif memerlukan suatu tahapan proses penyusunan perencanaan jangka menengah meliputi:
1)      penyusunan proyeksi/rencana kerangka (asumsi) ekonomi makro untuk jangka menengah;
2)      penyusunan proyeksi/rencana /target-target fiskal (seperti tax ratio, defisit, dan rasio utang pemerintah) jangka menengah;
3)      rencana kerangka anggaran (penerimaan, pengeluaran, dan pembiayaan) jangka menengah (medium term budget framework), yang menghasilkan pagu total belanja pemerintah (resources envelope);
dpendistribusian total pagu belanja jangka menengah ke masing-masing K/L (line ministries ceilings). Indikasi pagu K/L dalam jangka menengah tersebut merupakan perkiraan batas tertinggi anggaran belanja dalam jangka menengah;

Penganggaran sebagai suatu sistem merupakan sebuah proses yang mengatur penyusunan dokumen anggaran yang di Indonesia dibedakan menjadi 2 jenis dokumen anggaran yaitu :
a.       Rencana Kerja dan Anggaran – Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) yang merupakan
      dokumen rencana keuangan tahunan K/L yang disusun menurut Bagian Anggaran    
      Kementerian/Lembaga;
b.        Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP-BUN), adalah rencana kerja dan anggaran Bagian
Anggaran Bendahara Umum Negara yang memuat rincian kebutuhan dana baik yang berbentuk anggaran belanja maupun pembiayaan dalam rangka pemenuhan kewajiban Pemerintah Pusat dan transfer kepada daerah yang pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Proses penganggaran merupakan uraian mengenai proses dan mekanisme penganganggarannya dimulai dari Pagu Indikatif sampai dengan penetapan Pagu Alokasi Anggaran K/L yang bersifat final. Sistem penganggaran ini harus dipahami secara baik dan benar oleh pemangku kepentingan (stakeholder) agar dapat dihasilkan APBN yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hal-hal yang diatur dalam proses penyusunan anggaran tersebut terutama berkenaan dengan proses penyiapan penganggaran (budget preparation) yang mengatur 3 (tiga) materi pokok, yaitu: (1) pendekatan penyusunan anggaran, (2) klasifikasi anggaran, dan (3) proses penganggaran. Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan anggaran terdiri dari pendekatan: (1) penganggaran terpadu, (2) penganggaran berbasis kinerja (PBK), dan (3) kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM).

2.3.  Isi dari Anggaran Operasi
Tampilan dibawah ini merupakan isi dari anggaran operasi yang umum dan membedakannya dengan jenis lain dari dokumen perencanaan : rencana strategis dan anggaran modal, anggaran kas, dan anggaran neraca. Jumlahnya adalah jumlah rupiah yang direncanakan untuk tahun itu, bersama-sama dengan jumlah kuantitatif, seperti jumlah kepala (misalnya: jumlah pegawai) dan penjualan dalam unit.
Rencana Strategis
Anggaran Operasi
Anggaran Modal
         Pendapatan dan beban untuk tiap program utama·Â
         Tidak perlu bagi pusat tanggung jawab·Â
         Rincian tidak sebanyak seperti dalam anggaran operasi·Â
         Lebih banyak beban yang bersifat variabel·Â
         Untuk beberapa tahun·Â
         Jumlah totalnya sama dengan anggaran operasi·Â
         Untuk organisasi secara keseluruhan dan untuk tiap unit bisnis·Â
         Diklasifikasikan berdasarkan pusat tanggung jawab·Â
         Umumnya meliputi:·Â
-Pendapatan
-Biaya Produksi dan penjualan
-Beban pemasaran
-Beban logistic
-Umum dan administrative
-Penelitian dan Pengembangan
-Pajak Penghasilan
-Laba bersih
           Beban dapat bersifat:·Â
-Fleksibel
-Diskresioner
-Komitmen
           Untuk waktu satu tahun yang dibagi per bulan atau per kuartal·Â
           Jumlah totalnya sama dengan rencan strategis (kecuali direvisi)·Â
         Masing-masing proyek modal yang utama didaftarkan secara terpisah·Â
         Total pengeluaran proyek per kuartal·Â

Kategori Anggaran Operasi
Dalam organisasi yang relatif kecil, terutama yang tidak mempunyai unit bisnis, keseluruhan anggaran mungkin hanya setebal satu halama saja. Dalam organisasi yang relative besar, ada halaman ringkasan dan halaman-halaman lain yang berisi rincian dari unit bisnis, ditambah penelitian dan pengembangan, serta beban umum dan administratif.
1.      Anggaran Pendapatan
Anggaran pendapatan berisi proyek penjualan unit dikalikan dengan harga jual yang diperkirakan. Dari semua elemen anggaran laba, anggaran pendapatan adalah yang paling penting, tetapi juga merupakan elemen yang dipengaruhi ketidakpastian paling besar.
2.      Anggaran biaya Produksi dan biaya Penjualan
Anggaran biaya yang dikembangkan oleh manajer produksi mungkin saja tidak untuk kuantitas produk yang sama seperti yang ditunjukkan dalam anggaran penjualan; perbedaan tersebut menunjukkan tambahan atas atau pengurangan dari persediaan barang jadi. Tetapi, harga pokok penjualan yang dilaporkan dalam anggaran ringkasan adalah biaya standar dari produk yang dianggarkan akan dijual.
3.      Beban Pemasaran
Beban pemasaran adalah beban yang dikeluarkan untuk memperoleh penjualan. Sebagian besar dari jumlah yang tercantum dalam anggaran mungkin telah dikomitmen sebelum tahun tersebut dimulai. Jika anggaran tersebut adalah untuk suatu organisasi penjualan yang terdiri dari sejumlah tertentu kantor penjualan dengan jumlah karyawan tertentu, maka rencana-rencana untuk membuka ataupun menutup kantor penjualan dan untuk merektrut maupun melatih karyawan baru haruslah direncanakan jauh sebelum dimulainya tahun anggaran yang bersangkutan.
4.      Beban logistik
Beban logistik biasanya dilaporkan secara terpisah dari beban untuk mendapatkan pesanan. Beban-beban tersebut mencakup entry pesanan, pergudangan dan pengambilan pesanan, transportasi ke konsumen, dan penagihan piutang. Secara konseptual, beban-beban ini memiliki perilaku yang lebih serupa dengan biaya produksi daripada biaya pemasaran; yaitu, banyak daripadanya yang merupakan biaya teknik.  Kendati demikian, banyak perusahaan yang memasukkan beban-beban tersebut dalam anggaran pemasaran, karena beban tersebut cenderung menjadi tanggung jawab dari organisasi pemasaran.
5.      Beban Umum dan Administratif
Ini merupakan beban dari unit-unit staf, baik di kantor pusat maupun di unit bisnis. Secara keseluruhan, beban-beban ini merupakan biaya diskresioner, walaupun beberapa komponennnya (seperti biaya pembukuan dalam departemen akuntansi) merupakan biaya teknik.
6.      Beban Penelitian dan Pengembangan
Anggaran penelitian dan pengembangan (litbang) menggunakan salah-satu dari dua pendekatan, atau kombinasi dari keduanya. Dalam pendekatan pertama, jumlah total merupakan fokusnya. Jumlah tersebut mungkin merupakan tingkat pengeluaran saat ini yang disesuaikan dengan inflasi; ataupun jumlah yang lebih besar, dengan keyakinan bahwa lebih banyak uang yang dapat dibelanjakan pada waktu yang baik, jika perusahaan memperkirakan suatu peningkatan dalam pendapatan penjualan atau jika terdapat peluang yang baik untuk mengembangkan suatu produk atau proses baru secara signifikan.
7.      Pajak Penghasilan
Walaupun baris paling bawah adalah pendapatan setelah pajak penghasilan, beberapa perusahaan tidak mempertimbangkan pajak penghasilan dalam penyusunan anggaran untuk unit bisnis. Hal ini disebabkan karena kebijakan pajak penghasilan ditetapkan kantor pusat.


2.4. Faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran (budget)
Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran. Anggaran menunjukkan suatu proses, sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan. Pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencana itu sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil-hasil pelaksanaan rencana.”

2.3.1. Faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran (budget) yaitu :

a.    Faktor intern adalah faktor-faktor yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Factor-faktor   
       tersebut antara lain berupa penjualan tahun lalu, kebijaksanaan perusahaan, modal kerja
      yang dimiliki, tenaga kerja yang dimiliki, kapasitas perusahaan yang dimiliki, dll.
b.   Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang ada diluar perusahaan tapi mempengaruhi
      kehidupan perusahaan. Factor-faktor tersebut antara lain berupa keadaan persaingan,
      tingkat pertumbuhan penduduk, penghasilan masyarakat, pendidikan masyarakat,
      penyebaran penduduk, agama, adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat, dll.

Anggaran (Budget) yang baik haruslah mencakup seluruh kegiatan perusahaan, yang sering dinamakan Budget Komprehensif. Secara garis besar isi dari Budget Komprehensif terdiri dari:
Budget Taksiran (Forecasting Budget), berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dan keadaan (posisi) financial perusahaan pada saat tertentu pada waktu yang akan datang.
Budget Variabel, berisi tentang tingkat perubahan atau variabilitas biaya, khususnya biaya-biaya yang termasuk kelompok biaya ”semi-variabel” sehubungan dengan adanya produktivitas perusahaan. Analisa Statistika dan Matematika Pembantu, yang dipergunakan untuk membuat taksiran-taksiran serta mengadakan penilaian (evaluasi) dalam rangka mengadakan pengawasan kerja.
Laporan Budget (Budget Report), yaitu laporan tentang realisasi pelaksanaan budget yang dilengkapi dengan berbagai analisa perbandingan antara budget dan realisasinya sehingga dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan sebab-sebabnya, baik yang bersifat positif (menguntungkan) maupun negative (merugikan), sehingga dapat ditarik kesimpulan dan tindak lanjut (follow-up) yang segera perlu dilakukan.
Analisis statistika dan matematika pembantu, yaitu analisis statistika dan matematika yang dipergunakan untuk membuat taksiran (forecast) serta yang dipergunakan untuk mengadakan penilaian (evaluasi) dalam rangka mengadakan pengawasan kerja.

Tujuan Penyusunan Anggaran
1.      Menyatakan harapan perusahaan secara jelas den formal
2.      Mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait
3.      Menyediakan rencana secara terperinci mengenai aktivitas
4.      Mengkoordinasikan cara yang akan ditempuh untuk memaksimalkan sumber daya
5.      Menyediakan alat ukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok

2.5. Proses penyusunan anggaran
a.       Mencari faktor yang tersulit. 
b.      Posisi perusahaan dalam persaingan ( Leader / Follower )
c.       Memperoleh data akurat.
d.      Ahli.


BAB III

KESIMPULAN

Anggaran merupakan sejumlah uang yang dihabiskan dalam periodetertentu untuk melaksanakan suatu program. Tidak ada satu perusahaan pun yang memiliki anggaran yang tidak terbatas, sehingga proses penyusunan anggaran menjadi hal penting dalam sebuah proses perencanan.
Secara garis besar, proses penyusunan anggaran terbagi menjadi dua, yakni dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up).
Penganggaran sebagai suatu sistem merupakan sebuah proses yang mengatur penyusunan dokumen anggaran yang di Indonesia dibedakan menjadi 2 jenis dokumen anggaran yaitu : Rencana Kerja dan Anggaran – Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) dan Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP-BUN).
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan anggaran terdiri dari pendekatan: (1) penganggaran terpadu, (2) penganggaran berbasis kinerja (PBK), dan (3) kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM).






























DAFTAR PUSTAKA

1.      Belch, Geroge E dan Belch, Michael A. 2004. Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communications Perspective, Sixth Edition. McGraw-Hill,
2.      Don dan Rogers, Martha. 2005. Return on Customer: Creating Maximum Value for Your Scarcest Resource. Doubleday/Currency.
3.      Wikipedia
4.      www.google.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar