Mp3

Senin, 16 Mei 2016

AKUNTANSI UNTUK DANA PENSIUN


AKUNTANSI UNTUK DANA PENSIUN



SIFAT PROGRAM PENSIUN

Program pensiun adalah sebuah perjanjian yang menetapkan bahwa pemberi kerja atau majikan memberikan tunjangan (pembayaran) kepada  para karyawannya setelah mereka pensiun atas jasa-jasa yang mereka berikan ketika masih bekerja. Akuntansi pensiun dapat dibagi dan diperlakukan secara terpisah sebagaiakuntansi untuk pemberi kerja dan akuntansi untuk dana pensiun.
Beberapa program pensiun dapat bersifat wajib dimana para karyawan menanggung sebagian dari biaya tunjangan yang ditetapkan atau secara sukarela melakukan pembayaran untuk menaikkan tunjangan mereka. Program-program lainnya dapat bersifat tidak wajib dimana pemberi kerja yang menanggung keseluruhan biaya.

Program Pensiun Dengan Iuran Pasti
            Dalam program dengan iuran pasti, pemberi kerja setuju untuk mengkontribusikan ke dalam sebuah perwalian pensiun suatu jumlah tertentu selama setiap periode berdasaekan rumus yang ditetapkan. Rumus ini memperhitungkan faktor-faktor seperti umur, lama masa kerja karywan, laba pemberi kerja, dan tingkat kompensasi. Hanya kontribusi pemberi kerja yang ditetapkan, tidak ada janji mengenai tunjangan yang akhirnya akan dibayarkan kepada karyawan. Bentuk umumnya adalah rencana “401 (k)”
            Jumlah awal yang dikontribusikan biasanya diserahkan kepada wali amanat pihak ketiga yang independen yang bertindak atas nama penerima tunjangan, yaitu karyawan peserta program. Wali amanat ini memegang hak kepemilian atas aktiva pensiun dan bertanggung jawab atas investasi serta distribusinya. Akuntansi untuk program dengan iuran pasti bersifat sederhana atau langsung. Karywan menerima manfaat dan keuntungan atau resiko kerugian atas aktiva yang dikontribusikan ke dalam program pensiun.


Program Pensiun Dengan Tunjangan Pasti
            Program dengan tunjangan pasti menetapkan tunjangan yang akan diterima karyawan pada saat pensiun. Rumus yang biasa digunakan menetapkan bahwa tunjangan itu merupakan fungsi dari sekian tahun masa kerja karyawan dan tingkat kompensasi karyawan ketika ia mendekati pensiun.
            Para karyawan adalah phak penerima dalam perwalian dengan iuran pasti, tetapi perwalian dengan tunjangan pasti pemberi kerja adlah pihak pertama. Tujuan utama perealian dalam program dengan tunjangan pasti adalah menjaga aktiva dengan menginvestasikannya agar tersedia cukup uang untuk membayar kewajiban pemberi kerja kepada karyawan ketika meraka pensiun. Dalam hal bentuk, perwalian itu merupakan suatu entitas terpisah, sementara dalam hal substansi, aktiva dan kewajiban perwalian adalah milik pemberi kerja. Yaitu, selama program masih berjalan, pemberi kerja bertanggung jawab atas pembayaran tunjangan yang telah ditentukan (tanpa mempersoalkan apa yang terjadi dalam perwalian).
            Para pemberi kerja menghadapi risiko dalam program dengan tunjangan pasti karena harus memastikan bahwa mereka telah memberikan kontribusi yang cukup untuk memenuhi biaya tunjangan yang telah ditentukan dalam program. Beban yang diakui setiap periode tidak perlu sama denga  kontribusi kas.

Peran Aktuaris Dalam Akuntansi Pensiun
            Aktuaris adalah orang yang telah dilatih melalui suatu program sertifikasi yang panjang dan berat untuk menaksir probabilitas peristiwa di masa depan serta dampak keuangannya. Para aktuaris bertugas membuat prediksi (disebut asumsi actuarial) mengenai angka kematian atau mortalitas, perputaran karyawan, suku  bunga dan pendapatan, frekuensi pensiun dini, gaji masa depan, dan setiap faktor lainnya dalam hal perhitungan berbagai ukuran pensiun yang mempengaruhi laporan keuangan seperti, kewaiiban pensiun, baiaya tahunan untuk menjalankan program, dan baiaya amandemen program.

AKUNTANSI UNTUK PENSIUN

Ukuran Alternatif Kewajiban
            Sebagian besar akubtan setuju bahwa kewajiban pensiun pemberi kerja adalah kewajiban kompensasi yang ditangguhkan kepada para karyawannya atas jasa-jasa mereka menurut persyaratan dalam program pensiun, tetapi ada cara alternatif untuk mengukur kewajiban itu. Ukuran kewajiban pertama adalah tunjangan terjamin, dimana ini merupakan tunjangan yang berhak diterima karyawan sekalipun karyawan itu tidak memberikan jasa tambahan dalam program. Ukuran kewajiban kedua mendasarkan perhitungan jumlah kompensasi yang ditangguhkan atas masa kerja yang dijalani karyawan setalah mengikuti program, baiak yang terjamin maupun yang tidak terjamin dengan menggunakan tingkat gaji yang sekarang berlaku. Ukuran kewajiban ketiga adalah berdasarkan perhitungan jumlah kompensasi yang ditangguhkan atas masa kerja terjamin atau tidak terjamin dengan menggunakan gaji masa depan.
Umumnya profesi akuntan menggunakan proyeksi kewajiban tunjangan yaitu nilai sekarang tunjangan yangvterjamin dan yang tidak terjamin diakrualkan sampai tanggal ini berdasarkan tingkat gaji masa depan karyawan.

Komponen Biaya Pensiun
1.      Biaya Jasa, merupakan beban yang disebabkan oleh kenaikan hutang tunjangan (proyeksi kewajiban tunjangan) kepada karyawan atas jasa yang mereka berikan selama tahun berjalan
2.      Bunga atas Kewajiban, merupakan  beban bunga akrual setiap tahun tas proyeksi kewajiban tunjangan terjadi tepat seperti pada beban bunga atas setiap hutang yang didiskontokan
3.      Pengembalian Aktual atas Aktiva Program, merupakan beban pensiun tahunan yang harus disesuaikan untuk memperhitungkan bunga dan dividen yang terakumulasi dalam dana dan juga kenaikan serta penurunan nilai pasar aktiva dana itu.
4.      Amortisasi Biaya Jasa Sebelumnya yang Belum Diakui, dimana biaya (biaya jasa sebelumnya) untuk menyediakan tunjangan retroaktif ini dialokasikan ke beban pensiun di masa depan, khsusnya selama sisa tahun kerja karyawan yang dipengaruhi
5.      Keuntungan atau Kerugian, ada dua hal yang membentuk keuntungan atau kerugian ini (1) perbedaan antara pengembalian actual dan pengembalian yang diharapkan atas aktiva program  (2) amortisasi keuntungan atau kerugian bersih yang belum diakui dari periode-periode sebelumnya.


MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA PENSIUN

Kolom “Catatan Jurnal Umum” dari kertas kerja menentukan entri untuk mencatat akun formal buku besar. Kolom “Pencatatan Memo” memelihara saldo dalam kewajiban keuntungan yang ditetapkan dan perencanaan aset. Saldo akhir dalam kolom Aset/Kewajiban Pensiun harus seimbang dengan saldo bersih dalam memo pencatatan.
Catatan dan Kertas Kerja 2011
Jika saldo bersih memo pencatatan berada di posisi kredit, jumlah rekonsiliasi dalam kolom Aset/Kewajiban Pensiun akan menjadi saldo seimbang di kredit. Jika saldo bersih memo pencatatan berada di posisi debet, aset/kewajiban pensiun akan menjadi saldo debit seimbang. Kertas kerja didesain untuk menghasilkan rekonsiliasi utama, yang akan berguna pada penyiapan laporan keuangan dan wesel yang diungkapkan yang berkaitan dengan pensiun.

Amortisasi Biaya Jasa Sebelumnya
Sebagai hasil dari biaya jasa masa lalu, kewajiban keuntungan yang ditetapkan meningkat untuk mengakui kewajiban tambahan ini.  Jika keuntungan dari perkembangan rencana yang ditetapkan secara seketika, maka perusahaan harus mengakui beban dan kewajiban terkait. Jika keuntungan tidak ditetapkan secara seketika, biaya jasa yang lalu harus diakui sebagai beban pada basis garis lurus selama rata-rata sisa periode hingga keuntungan ditetapkan. Alasan untuk menggunakan penetapan tanggal sebagai tanggal target untuk pengakuan adalah hal itu merupakan waktu kewajiban terselesaikan.
Penyesuasian biaya jasa yang lalu yang menunjukkan posisi positif dan negatif diselesaikan dengan cara yang sama, yaitu langsung menyesuaikan pendapatan jika menetapkan dan mengamortisasi jumlah yang tidak ditetapkan selama rata-rata sisa periode hingga penetapan terjadi.

Penjurnalan dan Kertas Kerja 2012
Rekonsiliasi merupakan formula yang membuat kertas kerja berguna. Hal ini berhubungan dengan komponen dari akuntansi pensiun, dicatat dan tidak dicatat, satu ke yang lainnya.
Keuntungan atau Kerugian
Perhatian besar bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki program pensiun adalah perubahan tak terkendali dan tak terduga biaya pensiun  dari (1) perubahan mendadak dan besar dalam nilai wajar aset program,dan (2) perubahan asumsi aktuarial yang mempengaruhi jumlah kewajiban imbalan pasti.

Meratakan Keuntungan dan Kerugian yang tak Diperkirakan atas Aset Program
Aktuaris mengabaikan fluktuasi saat ini ketika mereka mengembangkan pola pendanaan untuk membayarmanfaat yang diharapkan di masa depan. Mereka mengembangkan tingkat pengembalian yang diharapkan dan kalikan dengan nilai aset tertimbang selama periode waktu yang wajar untuk sampai pada hasil yang diharapkandari aktiva. Mereka kemudian menggunakan kembali ini untuk menentukan pola pendanaan perusahaan.
Perbedaan antara pengembalian yang diharapkan dan actual return disebut sebagai keuntungan atau kerugian tak terduga, IASB menggunakan istilah keuntungan dan kerugian aset. Keuntungan aset terjadi ketikaaktual return melebihi hasil yang diharapkan, kerugian aset terjadi ketika hasil aktual kurang dari yang diharapkan.

Meratakan Keuntungan dan Kerugian yang tak Diperkirakan atas Kewajiban Pensiun
            Aktuaris membuat asumsi mengenai hal-hal seperti mortalotas, angka purnakarya, tingkat perputaran, tingkat kecacatan dan jumlah gaji. Keuntungan atau kerugian yang tidak dapat diperkirakan akibat perubahan proyeksi kewajiban tunjangan ini disebut keuntungan dan kerugian kewajiban.
            Keuntungan kewajiban berasal dari penurunan yang tidak diperkirakan atas saldo kewajiban, dan kerugian kewajiban berasal dari kenaikan yang tidak diperkirakan. Keuntungan dan kerugian kewajiban ini digabungkan dalam akun Keuntungan dtau Kerugian b=Bersih yang Belum Diakui.

Amortisasi Koridor
            Karena keuntungan dan kerugian aktiva serta keuntungan dan kerugia bkewajiban dapat saling mengoffset, maka akumulasi total keuntungan atau kerugian bersih yang belum diakui mungkin tumbuh tidak terlalu besar.
            Untuk membatasi pertumbuhan itu, IASB menetapkan pendekatan koridor untuk mengamortisasi akumulasi saldo akun Keuntungan atau Kerugian Bersih atau Kerugian Bersih yang Belum Diakui dianggap terlalu besar dan harus diamortisasi apabila melebihi kriteria yang dipilih IASB secara arbitrer sebesar 10% dari nilai yang lebih besar antara saldo awal proyeksi kewajiban tunjangan dan nilai aktiva program yang berkaitan dengan pasar.
Jika saldo Keuntungan Atau Kerugian Bersih yang Belum Diakui berbeda dalam batas atas dan bawah koridor, maka tidak diperlukan amortisasi saldo keuntungan atau kerugian bersih yang belum diakui itu akan tetap ada tanpa perubahan

Ikhtisar Perhitungan Keuntungan atau Kerugian Aktiva
            Perbedaan antara pengembalian actual atas aktiva program dan pengembalian yang diperkirakan atas aktiva program merupakan komponen keuntungan atau kerugian aktiva yang tidak diperkirakan (ditangguhkan). Jadi, setelah mempertimbangkan komponen ini, sebenarnya pengembalian yang diperkirakan atas aktiva program (bukan pengembalian actual) yang menentukan beban pensiun tahun berjalan.
            Keuntungan atau kerugian bersih yang diamortisasi ditentukan dengan mengamortisasi keuntungan atau kerugian yang belum diakui pada awal tahun dengan mengikuti batasan koridor. Dengan kata lain, jika keuntungan atau kerugian yang belum diakui lebiu besar daripada koridor, maka keuntungan atau kerugian bersih ini harus diamortisasi. Amortisasi minimum ini harus dihitung dengan membagi keuntungan atau kerugian bersih yang terkena amortisasi dengan sisa masa kerja rata-rata. Apabila keuntungan atau kerugian yang tidak diperkirakan digabungkan dengan amortisasi keuntungan atau kerugian akturial tahun-tahun sebelumnya, maka akan diperoleh keuntungan atau kerugian bersih yang telah diamortisasi.

Jurnal dan Kertas Kerja 2013
            Sebagai hasil dari adanya penyesuaian yang dibuat, pengembalian yang diharapkan dai perencanaan aset adalah jumlah yang sesungguhnya untuk menghitung biaya pension

Pengakuan Langsung dari Penaksiran Laba dan Rugi
            IASB mengindikasikan bahwa pendekatan koridor yang menghasilkan jumlah minimum yang diakui sebagai penaksiran laba dan rugi. Perusahaan boleh memakai metode sistematis lainnya yang lebih cepat dari pada pendekatan koridor yang digunakan untuk kedua laba dan rugi dan digunakan secara konsisten dari periode ke periode. IASB juga mengindikasikan bahwa pengakuan dari penaksiran laba dan rugi langsung merupakan pendekatan yang lebih baik.
Jika perusahaan memilih pendekatan pengakuan langsung, penaksiran laba dan rugi dapat menyesuaikan pendapatan bersih atau pendapatan komprehensif lainnya.

PELAPORAN RENCANA PENSIUN DALAM LAPORAN KEUANGAN

Dalam Laporan Keuangan
            Perusahaan melaporkan aset atau kewajiban pensiun sebagai aset atau kewajiban dalam laporan posisi keuangan  pada akhir periode pelaporan. Jika aset atau kewajiban pensiun debet, akan dilaporkan sebagai Aset Pensiun. Jika berada pada saldo kredit, akan dilaporkan sebagai Kewajiban Pensiun. Klasifikasi sebagai lancar dan tidak lancar mengikuti pedoman yang dipakai untuk mengklasifikasikan aset atau kewajiban.

Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan
Secara umum, perusahaan memperlihatkan informasi-informasi berikut baik dalam laporan keuangan maupun dalam catatan atas laporan keuangan:
1.      Deskripsi dari rencana dan kebijakan akuntansi untuk mengakui penaksiran laba dan rugi.
Tujuan: Membantu pengguna untuk memahami sifat perencanaan yang ada dan pendekatan yang dipaka perusahaan untuk mengakui penaksiran laba dan rugi
2.      Daftar yang menunjukkan komponen mayoritas dari beban pensiun.
Tujuan: membantu pengguna untuk memahami bagaimana perusahaan menentukan komponen beban pensiun dan membantu untuk meramalkan pendapatan bersih.
3.      Sebuah rekonsiliasi yang menunjukkan bagaimana kewajiban keuntungan yang ditetapkan dan nilai wajar dari perencanaan aset berubah dari awal hingga akhir periode.
Tujuan: Membantu pengguna untuk memahami dasar ekonomi kewajiban dan sumber perencanaan aset.
4.      Status pendanaan dari perencanaan (perbedaan dari kewajiban keuntungan yang ditetapkan dan nilai wajar dari perencanaan aset) dan jumlah yang diakui dan tidak diakui dalam laporan keuangan.
Tujuan: Menyajikan rekonsiliasi dari status dana perencanaan pada jumlah yang dilaporkan pada laporan posisi keuangan menenkankan perbedaan antara status pendanaan dan persentasi laporan keuangan.
5.      Pengungkapan tingkat yang digunakan dalam mengukur jumlah keuntungan (tingkat diskon yang diharapkan pada perencanaan aset, tingkat kompensasi)
Tujuan: Memperbolehkan pengguna untuk mengetahui asumsi yang masuk akal dalam menentukan kewajiban pensiun dan beban pensiun.
6.      Estimasi terbaik perusahaan dari kontribusi yang diharapkan untuk membuat perencanaan di tahun yang akan datang.
Tujuan: Membantu pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi pengaruh perencanaan pada risiko pasar dan arus kas yang memungkinkan untuk diminta pada perusahaan. Hal ini juga membantu pengguna untuk mengukur secara lebih baik kebijakan dari asumsi tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan dalam perbandingannya pada pengembalian yang sesungguhnya.

Contoh dari pengungkapan dana pension

Komponen dari beban pension :
IASB mengklasifikasikannya menjadi :
1.      Biaya jasa
2.      Biaya bunga
3.      Pengembalian yang diharapkan dari asset
4.      Laba dan rugi
5.      Biaya jasa masa lalu
Tujuan dari pengungkapan in adalah untuk menjelaskan kepada pembaca secara lebih canggih bagaimana perusahaan menentukan beban pensiun. Memberikan informasi mengenai komponen dari dana pension ini juga harus berguna dalam memprediksi biaya pensiun masa depan.

Rekonsiliasi dan rencana dari program pendanaan
Mempunyai rekonsiliasi perubahan dalam asset dan hutang dari awal tahun sampai akhir tahun, pembaca laporan keuangan akan lebih mengerti pokok ekonomi dari sebuah program.
Menurut IASB, sebuah perusahaan harus merekonsiliasi asset, hutang, biaya jasa masa lalu yang belum diakui, dan untung atau rugi yang belum diakui. Penundaan pengakuan dari beberapa elemen pension mungkin mengecualikan informasi yang sangat penting mengenai program pension dari laporan keuangan.

MASALAH KHUSUS

Manfaat pasca pension lainnya
Manfaatnya termasuk asuransi jiwa diluar status pension; kesehatan, gigi, dan mata, jasa hukum dan pajak, dan sebagainya
Hal ini bukan merupakan suatu pendanaan yang wajib sekali untuk didanai. Karena biasanya hal ini jarang untuk didanai. Dibutuhkannya pun jarang, tidak setiap bulan.
Dua alasan mengapa mengukur pembayaran manfaat healthcare di masa depan lebih sulit daripada program pension yaitu banyak program pasca pensiun tidak menetapkan batas pada manfaat kesehatan serta tingkatan dari penggunaan manfaat healthcare dan biaya healthcare susah untuk di prediksi.

Pembatasan dan penyelesaian
Situasi pembatasan terjadi jika perusahaan berkomitmen untuk secara substansial mengurangi jumlah karyawan dalam rencana atau secara substansial mengurangi manfaat dari program yang ada. penyelesaian terjadi ketika perusahaan menyertakan ke dalam transaksi untuk menghilangkan semua obligasi berkepanjangan secara sebagian atau semua manfaat yang disediakan, di bawah program imbalan pasti.

Kesimpulan dari pengamatan
Hampir tidak ada hari berlalu tanpa media keuangan menganalisis secara mendalam beberapa isu yang terkait dengan program pensiun di seluruh dunia. ini tidak mengherankan, karena dana pensiun sekarang memegang triliunan dollars, poundsterlings, euros, dan yen dalam aset. seperti yang kamu lihat, masalah akuntansi yang berhubungan dengan program pensiun adalah sesuatu yang kompleks. perubahan terbaru ke IFRS telah mengklarifikasi banyak isu dan harus membantu pengguna memahami implikasi keuangan dari program pensiun perusahaan pada posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas


Tidak ada komentar:

Posting Komentar