Mp3

Kamis, 06 Oktober 2016

Perilaku Biaya

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Perilaku Biaya

Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan penggunaan aktivitas. Perilaku biaya dapat dibedaan sebagai biaya tetap dan biaya variabel.
1.    Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah suatu biaya yang konstan dalam total tanpa mempertimbangakan perubahan-perubahan tingkat aktivitas dalam suatu relevant range tertentu. Bila suatu biaya tetap dinyatakan menurut biaya per unit, maka biaya tersebut akan beruabah secara terbalik dengan tingkat aktivitas. Biaya tetap selanjutnya dapat dikelompokkan sebagai committed fixed cost dan discretionary fixed cost.
a.       Committed fixed cost
Committed fixed cost meliputi biaya-biaya tetap yang berhubungan dengan investasi dalam fasilitas, peralatan, dan struktur dasar organisasai sebuah perusahaan. Biayar- biaya ini sulit ditelusuri hubungannya dengan volume output, seperti unit produksi.
b.      Discretionary fixed cost
Discretionary fixed cost atau dikenal juga sebagai managed fixed cost meliputi biaya-biaya tetap yang timbul dari keputusan-keputusan tahunan manajeman untuk membelanjai bidang-bidang biaya tetap tertentu seperti iklan, dan penelitian.
2.    Biaya variabel (variabel cost)
Biaya variabel (variabel cost) yaitu biaya yang secara total berubah secara professional dengan perubahab dalam tingkat aktivitas. Suatu biaya variabel, konstan per unut. Biaya variabel selanjutnya dapat dikelompokkan sebagai engineered variable cost dan discretionary variable.

a.         Engineered variable cost
Engineered variable cost atau true variable cost yaitu biaya yang memiliki spesifikasi hubungan fisik yang eksplisit dengan pelaksanaan suatu aktivitas. Biaya ini timbul dalam rangka aktivitas operasi normal perusahaan. Contoh konkrit untuk biaya ini adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang berubah volumenya karna proses perekayasaan produk.
b.         Discretionary variable cost
Discretionary variable cost atau step variable cost yaitu semacam biaya discretionary yang memiliki pola grafis variabilitas, tetapi bukan karena alas an yang sama seperti bahan langung atau tenaga kerja langsung. Pertamabahan biaya ini mungkin lebih berhubungan dengan otoritas manajemen dalam membelanjainya.
3.    Mixed cost
Mixed cost atau semivariable cost yaitu biaya yang di dalamnya terdiri dari elemen-elemen biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini pada umumnya terdapat dalam komponen biaya tidak langsung. Karakteristik perilakunya tidak konstan seperti dua kelompok biaya yang diuraikan di atas. Dalam keadaan tertentu jumlah biaya semivariabel akan menjadi lebih tinggi dalam satu tingkat aktivitas, akan tetapi dalam keadaan lain bisa terjadi biayanya akan lebih rendah pada tingkat aktivitas yang sama. Untuk itu diperlukan cara tersendiri untuk mengidentifikasi perilakunya.

                 B.     Analisi Biaya Campuran
Agar dapat dimanfaatkan dengan cara yang lebih baik, informasi biaya semivariabel sebaiknya dipisahkan lebih dahulu unsur-unsur biaya variabel dari unsur-unsur biaya tetapnya.  Apabila pemisahan ini tidak dilakukan maka alternative keputusan yang dihasilkan juga kurang memuaskan akurasinya terutama bila jumlah biaya semivariabel ini cukup signifikan disbanding total biaya secara keseluruhan. Pemisahan unsur biaya tetap dan biaya variabel dari biaya semivariabel dapat dilakukan dengan menggunakan metode titik tertinggi dan terendah, analisis regresi kuadrat terkecil, metode diagram pencar
1.      Metode titik tertinggi dan terendah (high low method)
Metode titik tertinggi dan terendah (high low method) yaitu suatu metode pemisahab biaya campuran ke dalam elemen-elemen biaya tetap dan biaya variabelnya dengan mendasarkan analisis pada selisih biaya antara tingkat aktivitas tertinggi dan terendah.
Secara umum perhitungan metodde titik tertinggi dan terendah dapat dilakukan dengan cara :
a.       Memilih jumlah biaya paling tinggi dari data yang tersedia.
b.      Memilih jumlah biaya paling rendah dari data yang tersedia.
c.       Menghitung selisih jumlah aktifitas dan selisih biaya dari dua titik tertinggi dan terendah.
d.      Memasukkan selisih tersebut kedalam formula untuk menghitung komponen biaya tetap dan biaya variabel.
Contoh :
PT JAKASAIN adalah sebuah pabrik sepatu yang menggunakan mesin jahit merk ZAL. Berikut adalah data pemeliharaan mesin PT JAKASAIN se3lama bulan januari sampai dengan juli 1999.
Dari data pemeliharaan mesin PT JAKASAIN
Bulan                     jam kerja                      biaya
Januari                   540                              Rp. 4.140
Februari                 640                              Rp. 5.100
Maret                     620                              Rp. 4.440
April                      710                              Rp. 4.920
Mei                        740                              Rp. 5.520
Juni                        790                              Rp. 5.640
Juli                         560                              Rp. 4.320

Penyelesaian :
                                          Aktivitas         biaya
Titik tertinggi (juni)           790 jam           Rp. 5.640
Titik terendah (januari)     540 jam           Rp. 4.140
Selisih yang diobservasi   250 jam            Rp 1.500

Biaya variabel =      Selisih biaya
                              Selisih aktivitas
Biaya variabel =   Rp. 1.500 : 250 = Rp. 6/jam pemeliharaan.

Elemen biaya tetap = total biaya – elemen biaya variabel
                              =  5.640 – ( 6 x 790 )
                              = Rp. 900,- per bulan.
                                    
2.      Analisis regresi kuadrat terkecil (least squares regression analysis)
Pada umumnya analisis regresi dimulai dari asumsi bahwa terdapat hubungan yang linier antara variabel terikat dan variabel dan variabel bebasnya. Asumsi ini juga dapat diterapkan dalam analisis hubungan perilaku biaya dengan faktor yang menyebabkan terjadinya biaya yang bersangkutan. Analisis regresi juga membuat asumsi tentang sifat dan distribusi “error term” dalam estimasi hubungan antara biaya overhead dan jam mesin. Atas dasar asumsi tersebut maka dianggap bahwa fluktuasi biaya sebagai variabel terikat (y) akan ditentukan secara linier oleh perubahan volume aktivitas (x) sebagai variabel bebasnya.
Metode regresi kuadrat terkecil untuk mengestimasi suatu hubungan linier didasarkan pada persamaan untuk sebuah garis lurus y = a + bx. Selanjutnya untuk menghitung nilai vertical intercept (a) dan kemencengan  (b) yang meminimumkan jumlah squared error digunakan rumus sebagai berikut :
b          =          n (∑xy) – (∑x) (∑y)    persamaan 1
                        n(∑x2) – (∑x)2
a          =           (∑y) – b(∑x)               persamaan 2
                                    n
dimana : x = tingkat aktivitas (variabel bebas)
              y = total biaya campuran (variabel terikat)
              a = total biaya tetap (intercept garis vertikal )
              b = biaya variabel/unit aktivitas (kemiringan garis)
              n = jumlah observasi
             ∑ = penjumlahan dan observasi
Dimisalkan dengan contoh data yang dimiliki oleh PT JAKASAIN, maka nilai konstan a ( biaya tetap perbulan ) dan b sebagai koefisisen x ( biaya variabel per jam kerja ) secara berturut-turut dapat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut :

bulan
Jam kerja (x)
Total biaya (y)
xy
X2
Januari
540
4.140
2.235.600
291.600
Februari
640
5.100
3.264.000
409.600
Maret
620
4.440
2.752.800
384.400
April
710
4.920
3.493.200
504.100
Mei
740
5.520
4.084.800
547.600
Juni
790
5.640
4.455.600
624.100
Juli
560
4.320
2.419.200
313.600
4.600
34.080
22.705.200
3.075.000

Dari tabel diatas dapat diketahui :
∑x = 4.600 jam
∑y = Rp. 34.080
∑xy= Rp. 22.705.200
∑x2 = 3.075.000 jam
n      = 7 bulan
  

b      = 7(Rp. 22.705.200) – (4.600) (Rp. 34.080)
                    7(3.075.200) – (4.600)2
        = 158.936.400 – 156.768.000
                              21.526.400 – 21.160.000
                        = 2.168.400
                            366.400
     = Rp. 5,92/jam

Dengan demikian dapat diketahui bahwa dari deretan biaya pemeliharaan mesin bulan Januari sampai dengan Juli 1998 terdapat elemen biaya pemeliharaan variabel sebesar Rp. 5,92 per jam pemeliharaan.
Perhitungan biaya tetapnya dapat dihitung menggunakan formula persamaan 2 menjadi :

a           = (Rp. 34.080) – Rp. 5,92(4.600 jam)  = Rp. 978,29
                                                7
Dengan demikian biaya tetap untuk pemeliharaan berjumlah Rp. 978,29 per bulan. Formula biaya untuk pemeliharaan dapat dinyatakan sebagai persamaan linier sebagai y = a + bx, atau y = Rp. 978,29 + Rp. 5,92x yang berarti bahwa biaya tetap pemeliharaan mesin setiap bulan Rp. 978,29 dan biaya variabelnya Rp. 5,92 setiap bulan.

3.      Metode diagram pencar (scrattergraph method)
yaitu suatu metode pemisahan biaya campuran ke dalam elemen-elemen biaya tetap dan variabelnya. Dengan metode ini sebuah garis regresi ditarik diantara pencaran titik-titik yang diplot secara sederhana berdasarkan pengamatan visual. *internet

cara laiin yang cukup lebai adalahmetode diagram pencar yang dapat digunakan untuk melihat kecenderungan perubahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara menempatkan titik-titik perpotongan biaya dengan volume jam kegiatan dalam satu grafik yang terdiri dari sumbu x dan sumbu y. Grafik x menunjukan volume aktivitas dan gari y menunjukan jumlah biaya. Diantar titik-titik perpotongan biaya dan volume aktivitas ttersebut selanjutnya ditarik sebuah regresi yang lurus dari kanan kekiri.kemiringan garis regresi inni menunjukan teren perubahan biaya sejalan dengan perubahan volume aktivitas.
Dalam grafik tersebut bila garis regresi terus ditarik kekiri maka akan berpotongan dengan garis vertikal y yang menunjukan total biaya. Titik perpotongan garis regresi dengan garis tersebut menunjukan lefel biaya tetap pada level tanpa aktivitas. Untuk menunjukan total biaya tetap pada berbagai lefel aktivitas. Dari titk perrpotongan tersebut dapat ditarik garis lurus yang mendattar kekanan. Garis ini disebut sebagai garis biaya tetap.

                                                                                 

Misalnya pada peraga diatas gari regresi berptongan dengan titik Rp.990 pada garis biaya maka biaya variabel pemeliharaan p[ada titik yang dilalui garis regresi (tingkat aktivitas 4.600 jam dan biaya Rp.34.080) menjadi Rp.5,9022/jam yang dapat dihitungan dngan prosedus seebagai berikut :
Total biaya pemeliharaan untuk 4,600 jam ........................    Rp.34.080
Dikirangi : elemen biaya tetap, Rp.990 ..............................            6.930
Elemen biaya variabel ........................................................    Rp.27.150
Elemen biaya variabel per jam (Rp.27.150, biaya
variabel 4.600 jam pemeliharaan) ......................................     Rp.5,9022

Dengan demikian persamaan regresinya Y = 6930+Rp.5,9002(X). Atau pada setiap jumlah biaya pemeliharaan bulanan terdapat Rp.990 biaya tetap dan Rp.5,9022 biaya variabel perjam. Sehingga total biaya variabel setiap bulan akan sama dengan nilai x dikalikan Rp.5,9022.
4.   Metod Biaya Berjaga
Metode biaya berjaga dibunakan untuk menaksir biaya tetap dan biaya variabel bila sebuah perusahaan menutup kegiatan usahanya untuk sementara. Metode ini disebuat biaya berjaga karena untuk menghitung cadangan dana yang harus disiapkan untuk berjaga-ga selama tenggang waktu tanpa kegiatan normal.
Misalkan karena krisi ekonomi PT. CIPTA NUSA mempertimbangkan penghentian kegiatan produksinya untuk sementara pada bulan Mei 1998 volume produksinya 50000 jam mesin dengan total biaya Rp.6.000.000. Apabila tidak ada produksi yang diperhitungkan maka biaya yang akan terjadi berjumlah Rp.1.500.000 tiap bulan. Selisih antara total biaya pada saat berlangsung kegiatan produksi normal dengan biaya berjangka merupakan total biaya variabel  atau dengan perhitungan sebgai berikut :
        Biaya yang dikeluarkan pada tingkat
aktivitas 50.000 jam mesin ..............................................  Rp. 6.000.000
Biaya berjaga sebagai biaya tetap ....................................         1.500.000
Selisih atau total biaya variabel......................................... Rp. 4.500.000
        Dengan demikian biaya variabel perjam dapat dihitung dengan cara membagikan jumlah jam mesin produksi dari total biaya variabel sebagai berikut :
Biaya variabel perjam         = Rp. 4.500.000/ 50.000 jam
                                            = Rp. 90 per jam
Vormula biaya produksi selanjutnya dapat dinyatakan sebagai persamaan linier y= a+bx atau y=Rp. 1.500.000+Rp. 90 x yang berarti bahwa biaya tetap produksi setiap bulan Rp. 1.500.000 dan biaya variabelnya Rp. 90 setiap jam.

                  C.     Estimasi Biaya
1.      Pengertian Estimasi Biaya
Pentingnya manajemen untuk memahami bagaimana hubungan antara biaya dengan faktor-faktor yang memicu perubahan biaya (cost driver). Estimasi biaya membantu manajemen untuk memprediksi berapa besarnya biaya pada level aktivitas yang direncanakan termasuk menyusun perencanaan kegiatan dan menyusun anggaran. Estimasi biaya adalah proses menaksir hubungan antara biaya-biaya dan pengarah biaya yang menyebabkannya. Beberapa biaya-biaya secara langsung dihubungkan dengan suatu aktivitas dan dapat diperkirakan didasarkan pada aktivitas itu. Biaya-Biaya lain secara tidak langsung dihubungkan dengan suatu aktivitas dan tidakmudah untuk diramalkan sebab tidak langsung. Ini adalah satu tantangan bagi para Manajer Keuangan disetiap UKM harus mengerti tentang penaksiran biaya-biaya. Tantangan lainnya ada sebab pembelanjaan dan biaya-biaya tidak selalu terjadi pada waktu yang sama. Tujuan utama penilaian biaya adalah mengatur biaya-biaya, pembuatan keputusan, dan untuk merencanakan dan menetapkan standard.

2.             Metode Estimasi biaya
Ada empat metode estimasi biaya:
1)      Industrial engineering method
Estimasi biaya dengan menganalisa hubungan antara input dan output dalam bentuk fisik. Metode ini sangat memakan waktu dan biaya serta tidak praktis.
2)      Conference method
Estimasi biaya berdasarkan analisis dan pendapat mengenai biaya dan cost driver-nya yang dikumpulkan dari berbagai departemen dalam perusahaan (purchasing, proses manufaktur, karyawan dsb). metode ini memacu kerjasam antar departemen, lebih kredibel, serta cepat dikembangkan karena tidak memerlukan data analisis yang rinci. Namun karena berdasarkan opini bukan estimasi, metode ini keakuratannya tergantung dari kepedulian dan keahlian para pihak yang terlibat
3)      Account Analysis method
Estimasi biaya dengan mengklasifikasikan akun biaya pada buku besar pembantu sebagai biaya variabel, fixed atau campuran sesuai dengan level aktivitas.
4)      Quantitative Analysis method
Analisis kuantitatif ini menggunakan metode matematis formal untuk menyesuaikan fungsi biaya dengan obsservasi data masa lalu. Metodenya ada dua yaitu: High-Low method dan Regression Analysis method.


BAB III
KESIMPULAN

Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan penggunaan aktivitas. Waktu merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan perilaku biaya. Biaya variabel merupakan biaya yang meningkat secara proporsional dengan peningkatan aktivitas. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah jumlah totalnya ketika penggunaan aktivitas berubah, sedangkan biaya campuran merupakan biaya yang mempunyai komponen tetap dan variabel. Estimasi biaya membantu manajemen untuk memprediksi berapa besarnya biaya pada level aktivitas yang direncanakan termasuk menyusun perencanaan kegiatan dan menyusun anggaran.

http://nurjanahlia.blogspot.co.id/2014/10/prilaku-dan-estimasi-biaya.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar