MANAJEMEN
PERSEDIAAN
Nama
Kelompok:
1. Leman
Sugiman
2. Gesang
Mukhlisoh
3. Fitri
Retna Sari
4. Nina
Mailatul Ulfah
5. Saidah
6. Suharti
5E
AKUNTANSI REGULAR
POLITEKNIK
HARAPAN BERSAMA TEGAL
Jln.
Mataram No.9 Pesurungan Lor Tegal
Telp.(0283)352000
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “MANAJEMEN PERSEDIAAN
“
Penulisan
makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah “Manajemen Keuangan” Politeknik Harapan Bersama Tegal.
Dalam
Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam
penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua,khususnya bagi penyusun.
Tegal, Oktober 2016
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................................. 1
Daftar
Isi ........................................................................................................................ 2
BAB
I Pendahuluan.......................................................................................................... 3
A.
Latar Belakang...................................................................................................... 3
B.
Indikasi Masalah................................................................................................... 3
C.
Manfaat dan Tujuan.............................................................................................. 3
BAB
II Pembahasan......................................................................................................... 5
A.
Pengertian.............................................................................................................. 5
B.
Jenis-jenis Persediaan............................................................................................ 5
C.
Alasan memiliki Persediaan................................................................................... 6
D.
Fungsi Persediaan.................................................................................................. 7
E.
Pengukuran Nilai Persediaan................................................................................. 7
F.
Pencatatan Persediaan........................................................................................... 8
G.
Biaya-biaya Persediaan......................................................................................... 8
H.
Metode dan Model Pengendalian Persediaan....................................................... 10
I.
Klasisfikasi ABC Dalam Persediaan..................................................................... 13
BAB
III PENUTUP......................................................................................................... 14
Kesimpulan........................................................................................................................ 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahan
baku, barang dalam proses dan barang jadi merupakan macam-macam bentuk dari
persediaan dan persediaan berhubungan dengan stok dari apapun yang diperlukan
untuk menjalankan bisnis. Meskipun persediaan mewakili sebagian besar dari
investasi bisnis yang harus dikelolah dengan baik untuk memaksimalkan
keuntungan.
Persediaan
berhubungan dengan bermacam-macam: mencari perimbangan antara jumlah stock yang
benar tetapi tidak terlalu banyak, meningkatkan turnover persediaan tampa
mengorbankan tingkat pelayanan, menjaga stok terendah tetapi tidak membahayakan
kinerja, memelihara bermacam-macam stok yang sangat luas tetapi tidak
menghabiskan dengan cepat sehingga menipis, mempunyai persedian yang mencukupi
tampa item-item yang usang atau tidak terpakai, selalu mempunyai stock yang
diinginkan tetapi tidak item yang lambat, Ketika persediaan tidak dikelolah
dengan benar dan menjadi tidak dipercaya, tidak efisien dan mahal, tidak hanya
item yang disimpan, pajak asuransi dan juga biaya yang ada dalam inventory.
B. Identifikasi Masalah
Dalam menjalankan aktivitas, suatu
perusahaan seringkali mengalami beberapa hambatan, baik yang datangnya dari
dalam maupun dari luar perusahaan. Oleh karena itu, dalam penulisan paper ini
penulis membatasi masalah tentang persediaan. Dan sebagai spesifiknya adalah
“apakah perusahaan sudah melakukan penilaian terhadap persediaan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum”.
C. Maksud dan Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini adalah:
1.
Untuk menambah pengetahuan penulis
bagaimana sebenarnya metode persediaan yang digunakan perusahaan yang diteliti
2.
Untuk memperoleh informasi mengenai
kebijaksanaan pimpinan dalam memanage perusahaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Itislah
persediaan (inventori) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala
sesuatu atau sumber daya – sumber daya organisasi yang disimpan dalam
antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.
Sitem
persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan yang memonitor tingkat persediaan
dan mementukan tingkat persediaan yang harus di jaga, kapan persediaan harus di
isi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan.
Persediaan dapat dikelompokkan ke
dalam 4 jenis, sebagai berikut:
§ Fluctuation
stock, merupakan persediaan untuk menjaga terjadinya
fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya atau untuk mengatasi
jika terjadi kesalahan dalam proses produksi.
§ Anticipation
stock, merupakan persediaan yang disiapkan bilamana
terjadi permintaan yang tinggi akan tetapi kapasitas produksi yang terjadi saat
itu tidak mampu memenuhi permintaan. Atau juga bahan baku yang diperoleh sangat
sukar didapat.
§ Lot-size
inventory, merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah
yang lebih besar dari kebutuhan yang tersedia. Ini dikarenakan adanya perbedaan
harga pembelian yang cukup signifikan dan juga penghematan biaya angkut barang.
§ Pipeline
inventory, merupakan persediaan yang sedang dalam pengiriman
barang dari pabrik ke tempat yang akan digunakan dan ini disebabkan lamanya
waktu pengiriman.
B. Jenis
– Jenis Persediaan
1.
Persediaan
bahan mentah (Raw materials)
Yaitu:
persediaan barang – barang berwujud seperti baja, kayu da komponen – komponen
lainnya yang di gunakan dalam proses produksi.
2.
Persediaan komponen – komponen rakitan
(pruchased parts/ components)
Yaitu:
persediaan barang – barang yang terdiri perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
3.
Persediaan bahan pembantu atau penolong
(supplies)
Yaitu:
persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak
merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4.
Persediaan barang dalam proses (work in
process)
Yaitu:persediaan
barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses
produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu
diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
5.
Persediaan barang jadi (finished goods)
Yaitu:
persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau di olah dalam pabrik
dan siap untuk dijual atau di kirim kepada langganan.
Persediaan yang terdapat dalam perusahaan
dapat dibedakan atas:
1. Jenis
Persediaan Menurut Fungsinya
a.
Bacth Stock/Lot Size Inventory, yaitu
persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau
barang-barang dalam jumlah yang lebih besar yang dibutuhkan pada saat itu.
Jadi, dalam hal ini pembelian atas pembuatan yang dilakukan dalam jumlah besar
sedangkan penggunaan atau pengeluarannya dalam jumlah kecil.
Terjadinya persediaan karena pengadaan barang atau bahan yang dilakukan lebih banyak lagi yang dibutuhkan. Keuntungan yang akan diperoleh dari adanya Bacth Stock/Lot Size Inventory ini adalah:
Terjadinya persediaan karena pengadaan barang atau bahan yang dilakukan lebih banyak lagi yang dibutuhkan. Keuntungan yang akan diperoleh dari adanya Bacth Stock/Lot Size Inventory ini adalah:
·
Memperoleh potongan harga pada harga
pembelian
·
Memperoleh efisiensi produksi
(manufacturing economic) karena adanya operasi (production run) yang lebih
lama.
·
Adanya penghematan dalam biaya
pengangkutan
b.
Fluctuation Stock, yaitu persediaan yang
diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang dapat diramalkan.
Dalam hal ini perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan
konsumen. Apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak beraturan
atau tidak tetap dan fluktuasi permintaan yang sangat besar, maka persediaan
yang dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya
permintaan tersebut.
c.
Anticipation Stock, yaitu persediaan
yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan
berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi
penggunaan/penjualan atau permintaan yang meningkat. Disamping itu, menurut Rangkuti
Freddy dalam buku Manajemen Persediaan, “anticipation stock juga dimaksudkan
untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan-bahan sehingga tidak
mengganggu jalannya produksi atau untuk menghindari kemacetan produksi”.
2. Jenis-Jenis
Persediaan Menurut Cara Pengolahannya Dan Posisi Barang
a.
Persediaan bahan baku (Raw Material
Stock) yaitu persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses
produksi.
b.
Persediaan bagian produksi atau parts
yang dibeli (Purchased Parts/Component Stock), yaitu persediaan barang yang
terdiri dari parts yang diterima dari perusahaan lain yang dapat secara
langsung tanpa melalui proses produksi selanjutnya.
c.
Persediaan bahan-bahan pembantu atau
bahan-bahan pelengkap (supplier Stock), yaitu persediaan barang-barang atau
bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya
produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan tetapi tidak
merupakan bagian atau komponen dari barang jadi.
d.
Persediaan barang setengah jadi atau
barang-barang dalam proses (Works in Process/Progress), yaitu barang-barang
yang dikeluarkan dari tiap-tiap bagian dalam suatu pabrik atau bahan-bahan yang
diolah menjadi suatu bentuk tetapi masih perlu diproses kembali untuk kemudian
menjadi barang jadi.
C. Alasan Memiliki Persediaan
Laba yang maksimal dapat dicapai dengan meminimalkan
biaya yang berkaitan dengan persediaan. Namun meminimalkan biaya persiapan
dapat dicapai dengan memesan atau memproduksi dalam jumlah yang kecil,
sedangkan untuk meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan
pesanan yang besar dan jarang. Jadi meminimalkan biaya penyimpanan mendorong
jumlah persediaan yang sedikit atau tidak ada, sedangkan meminimalkan biaya
pemesanan harus dilakukan dengan melakukan pemesanan,persediaan dalam jumlah
yang relatif besar, sehingga mendorong jumlah persediaan yang besar.
Alasan yang kedua yang mendorong perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah yang relative besar adalah masalah ketidakpastian permintaan.
Alasan yang kedua yang mendorong perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah yang relative besar adalah masalah ketidakpastian permintaan.
Jika permintaan akan
bahan atau produk lebih besar dari yang diperkirakan, maka persediaan dapat
berfungsi sebagai penyangga,yang memberikan perusahaan kemampuan untuk memenuhi
tanggal penyerahan sehingga pelanggan merasa puas.
Secara umum alasan untuk memiliki persediaan adalah sebagai berikut:
Secara umum alasan untuk memiliki persediaan adalah sebagai berikut:
1. Untuk
menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dan biaya penyimpanan.
2. Untuk
memenuhi permintaan pelanggan, misalnya menepati tanggal pengiriman.
3. Untuk
menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat:
a.
Kerusakan mesin
b.
Kerusakan komponen
c.
Tidak tersedianya komponen
d.
Pengiriman komponen yang terlambat
e.
Untuk menyanggah proses produksi yang
tidak dapat diandalkan.
f.
Untuk memanfaatkan diskon
g. Untuk
menghadapi kenaikan harga di masa yang akan dating
tujuan pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut :
tujuan pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut :
4. Untuk
dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat (memuaskan
konsumen).
5. Untuk
menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami
kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan
alasan :
a. Kemungkinan
barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka sehingga sulit untuk diperoleh.
b. Kemungkinan
supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan.
6. Untuk
mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.
7. Menjaga
agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan
biaya menjadi besar.
8. Menjaga
supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar-besaran, karena mengakibatkan
biaya menjadi besar.
Dari beberapa tujuan pengendalian di
atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian persediaan adalah untuk
menjamin terdapatnya persediaan sesuai kebutuhan.
D. Fungsi
Persediaan
Beberapa fungsi penting persediaan dalam memenuhi
kebutuhan perusahaan, yaitu :
1. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku
atau barang yang dibutuhkan perusahaan.
2. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak
baik sehingga harus dikembalikan.
3. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang
secara musiman atau inflasi
4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman
sehingga perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan itu tidak tersedia di
pasaran.
E.
Pengukuran
Nilai Persediaan
Untuk mengukur nilai persediaan pada perusahaan dapat disajikan dalam pengukuran sebagai berikut:
Untuk mengukur nilai persediaan pada perusahaan dapat disajikan dalam pengukuran sebagai berikut:
1.
Biaya perolehan apabila diperoleh dengan
pembelian. Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya
pengangkutan, biaya penangangan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat
dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat dan lainnya yang
serupa mengurangi biaya perolehan. Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya
perolehan persediaan yang terakhir diperoleh. Barang persediaan yang memiliki
nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual, seperti pita cukai, dinilai dengan
biaya perolehan terakhir.
2.
Biaya standar apabila diperoleh dengen
memproduksi sendiri. Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang
terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang
dialokasikan secara sistematis berdasarkan ukuran-ukuran yang digunakan pada
saat penyusunan rencana kerja dan anggaran.
3.
Nilai wajar, apabila diperoleh dengan
cara lainnya seperti donasi/rampasan, harga/nilai wajar persediaan meliputi
nilai tukar asset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan
berkeinginan melakukan transaksi wajar. Persediaan hewan dan tanaman yang
dikembangbiakkan dinilai dengan menggunakan nilai wajar.
F.
Pencatatan
Persediaan
Akuntansi pemerintahan dalam mencatat pengadaan persediaan menggunakan metode fisik (physical method) atau metode periodic (periodical method); artinya persediaan yang diperoleh atau diadakan dicatat sebagai “belanja” yang merupakan komponen akun nominal/temporer. Namun persediaan yang dieli/diperoleh secara fisik diadministrasikan oleh bagian gudang/barang berdasarkan prinsip perpetual. Secara periodic (biasanya akhir tahun buku) berdasarkan hasil perhitungan pisik, nilai persediaan dicatat dalam akun “persediaan” di sisi debit, dan akun “Cadangan Persediaan” di sisi kredit.
Fungsi
– Fungsi Persediaan
a.
Fungsi “Decoupling”
Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan
operasi – operasi perusahaan internal dan eksternal mempunyai “kebebasan”
(independence). Persediaan “Decouples” ini memungkinkan perusahaan dapat
memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada suplier.
b.
Fungsi “Economic Lot Sizing”
Persediaan “lot size” ini perlu mempertimbangkan
“penghematan-penghematan” (potongan pembelian, biaya pengankutan per unit lebih
murah dan sebagainya). Karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas
yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya
persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan sebagainya).
c.
Fungsi antisipasi
Seiring perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan
yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasar pengalaman atau data-data masa
lalu, yaitu permintaan musiman.
G. Biaya
– Biaya Persediaan
1. Biaya
penyimpanan (holding costs atau carrying costs)
Teridiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara
langsung dengan kuantitas persediaan.
Biaya – biaya yang termasuk dalam sebagai baiaya
penyimpanan adalah :
a.
Biaya fasilitas – fasilitas penyimpanan
(termasuk, penerangan, pemanas atau pendingin).
b.
Biaya modal (opportunity cost of
capital, yaitu alternatif pendapatan atas dana yang di investasikan dalam
persediaan).
c.
Biaya keusangan
d.
Biaya penghitungan phisik dan konsiliasi
laporan
e.
Biaya asuransi persediaan
f.
Biaya pencurian, pengrusakan, atau
perampokan
g.
Biaya penanganan persediaan
h.
Sewa gudang
i.
Biaya pemeliharaan barang di dalam
gudang
j.
Biaya modal yang tertanam dalam inventori
k.
Pajak
l.
Asuransi
Besarnya Carrying Cost Dapat diperhitungkan dengan
dua cara:
a.
Berdasarkan persentase tertentu dari
nilai inventori rata – rata
b.
Berdasarkan biayan per unit barang yang
disimpan (dari jumlah rata – rata)
2.
Biaya pemesanan (Pembelian)
Setiap kali
suatu bahan di pesan perusahaan menanggung biaya pemesanan (Order costs atauprocurement
costs).
Termasuk Biaya
Pemesanan – Ordering Costs
a.
Biaya selama proses pesanan
b.
Biaya pengiriman permintaan
c.
Biaya penerimaan barang
d.
Biaya penempatan barang ke dalam gudang
e.
Baiaya prosesing pembayaran kepada
supplier
3.
Biaya penyiapan (Manufacturing)
Bila bahan –
bahan tidak di beli, tetapi tidak di produksi sendiri “dalam pabrik”
perusahaan. Perusahaan menghadapi biaya penyiapan (setup costs) untuk
memproduksi komponen tertentu.
Biaya-biaya ini
terdiri dari:
a.
Biaya-biaya mesin-mesin menganggur;
b.
Biaya persiapan tenaga kerja langsung;
c.
Biaya penjadwalan;
d.
Biaya ekspedisi dan sebagainya.
Seperti halnya biaya pemesanan, biaya penyiapan
total per-periode sama dengan biaya penyiapan dikalikan jumlah penyiapan per
periode
4.
Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage
costs) adalah biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya
permintaan bahan. Biaya-biaya yang termasuk biaya yang kekurangan bahan adalah
sebagai berikut:
a.
Kehilangan penjualan;
b.
Kehilangan pelanggan;
c.
Biaya pemesanan khusus;
d.
Biaya ekspedisi;
e.
Selisih harga
f.
Terganggunya operasi;
g.
Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial
dan sebagainya
H.
Metode dan model pengendalian
persediaan
Metode pengendalian persediaan Dalam mencari jawaban atas permasalahan
umum dalam pengendalian persediaan seperti yang telah diuraikan diatas, secara
kronologis metode pengendalian persediaan yang ada dapat diidentifikasikan
sebagai berikut :
1. Model
persediaan Economi Order Quantity (EOQ) Economic Order Quantity atau EOQ adalah jumlah pemesanan paling
ekonomis, yaitu jumlah pembelian barang yang dapat meminimalkan jumlah biaya
pemeliharaan barang dari gudang dan biaya pemesanan setiap tahun. Asumsi dasar
dalam menerapkan metode EOQ untuk dipenuhi yaitu :
Permintaan dapat ditentukan secara pasti dan konstan, item yang dipesan
indenpenden dengan item yang lain, pesanan yang diterima dengan segera dan
pasti, tidak terjadi stock out serta harga item konstan.
Tujuan dari model ini adalah untuk menentukan nilai Q sehingga
meminimalkan total biaya persediaan. Dalam penentuan nilai Q maka Purchasing
cost dapat diabaikan karena dianggap konstan. Dimana biaya total persediaan
adalah sebagai berikut : Biaya total persediaan = Ordering Cost + Holding Cost+
Purchasing Cost Cara lain untuk memperoleh EOQ dengan pendekatan matematis
dikenal dengan istilah cara formula. Dengan metode ini digunakan beberapa
notasi atau parameter antara lain: TAC = total biaya persediaan tahunan (total
annual inventory cost) TOC = total biaya pesan (total annual inventory cost)
TCC = total biaya pesan (total carrying cost) R = jumlah pembelian (permintan )
satu periode C = biaya simpan tahunan (rupiah/unit_ S = biaya setiap kali
pemesanan Q = jumlah pemesanan (unit/order) Q* = jumlah pemesanan optimum (EOQ)
T = waktu antara satu pesanan dengan lainnya TC = total biaya persediana
(rupiah per tahun) Biaya pemesanan per tahun S = frekuensi pesanan x biaya
pesanan S = (R/Q) x s ........
Biaya penyimpanan per tahun C = persediaan rata-rata x biaya penyimpanan
C = (Q/2)x c ....
Biaya total per tahun TC = (R/Q*)x S+ (Q*/2) x C .
Keterangan : EOQ terjadi jika biaya pemesanan sama dengan biaya
penyimpanan atau TOC = TCC, maka : (R/Q*)S = (Q*/2)C 2RS = CQ*2 Q*2 = (2RS/C)
Maka : EOQ = Q* = √ 2RS/C
Persediaan pengaman (safety stock) Persediaan pengaman atau safety stock
adalah persediaan minimum yang harus tersedia dan hanya dapat digunakan dalam
keadaan yang betul-betul darurat. Dengan adanya safety stock maka perusahaan
dapat mengalami resiko seminimal yang dapat ditimbulkan karena adanya
ketidakpastian kedatangan bahan Besarnya safety stock (B) dapat dicari dengan
rumus : B = a x Sdt .
Dimana : B = safety stock
a = frequency level of service
Sdt = standar deviasi lead time
Pengertian Economic Order Quantity (EOQ)
Pengertian EOQ (Economic Order Quantity) menurut
Bambang Riyanto(2001:78) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh
dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang
optimal..
Sedangkan menurut Heizer dan Render (2005:68) adalah
salah satu tekhnik pengendalian perseiaan yang paling tua dan terkenal secara
luas, metode pengendalian persediaan ini menjawab 2 (dua) pertanyaan penting,
kapan harus memesan dan berapa banyak harus memesan.
·
Model Economic Order Quantity (EOQ)
Metode manajemen
persediaan yang paling terkenal adalah model - model economic order
quantity (EOQ) atau economic lot size(ELS)
·
Penentuan Saldo Persediaan: Model
Economic Order Quantity (EOQ)
Berusaha
menghitung persediaan yang optimal. Persediaan yang berlebihan akan memakan
terlalu banyak biaya, sedangkan persediaan yang terlalu kecil bisa menyebabakan
perusahaan kehilangan kesempatan menjual (memperoleh profit).
·
Model EOQ
Bagan berikut
ini menggambarkan argumen pendekatan EOQ. Pada awal periode, persediaan sebesar
Q datang. Kemudian persediaan tsb terjual dengan tingkat penjualan yang konstan
untuk setiap periodenya (misal, setiap hari). Tingkat penjualan tsb merupakan slope
dari garis miring dalam bagan tsb. Pada saat ini persediaan baru sebesar Q
datang kembali ke perusahaan. Q/2 merupakan rata-rata persediaan.
·
EOQ dengan “ Backorders”
Sangat sering
perusahaan dapat, dan akan mengalami, kekurangan persediaan tanpa kehilangan
penjualan selama periode kehabisan persediaan (Out-Of-Stock).
·
EOQ dengan tingkat produksi
terbatas (Finite Production Rate)
Model EOQ dasar
menganggap bahwa kuantitas yang dipesan siterima seluruhnya pada saat yang sama
(seketika), dalam jumlah tunggal Q.
·
Model-model potongan kuantitas
Model-model
sebelumnya tidak memperhatikan kemungkinan bahwa potongan kuantitas (Quantity
Discount)atau harga perunit lebih rendah mungking diberikan bila perusahaan
membeli dalam kuantitas-kuantitas persediaan yang lebih besar.
§ Potongan
Kuantitas dengan biaya penyimpanan merupakan suatu persentase dari harga
§ Potongan
kuantitas dengan biaya penyimpanan tertentu
·
Model-model persediaan Stokastik
Model-model yang
dibahas sebelumnya semuanya merupakan model-model deterministik (yaitu , semua
parameter dinggap telah diketahui dengan pasti).dalam kenyatannya, adalah
sering terjadi parameter-parameter tersebut merupakan nilai-nilai yang tidak
pasti, satu atau lebih parameter-parameter berikut ini dapat merupakan
variabel-variabel acak:
1.
Permintaan tahunan (D)
2.
Permintaan Harian (d)
3.
Lead time (L)
4.
Biaya penyimpanan (H)
5.
Biaya pemesanan (S)
6.
Biaya kehabisan persediaan atau chortage
(Stock – Out) Cost (B)
7.
Harga (C)
·
EOQ dengan ketidak pastian
permintaan selama lead Time
Tujaun model ini
adalah menentukan besarnya persediaan pengamanan (Safety Stocks) untuk
meminimumkan biaya kehabisan bahan (Expected Costs Of Shortages) dan biaya
penyimpanan persediaan pengaman (Holding Safety Stock)
2. Reorder
Point (ROP) Yang dimaksud
dengan reorder point adalah saat atau titik dimana pemesanan kembali harus
diadakan sehingga kedatangan atau penerimaan bahan tepat pada waktunya dimana
jumlah persediaan sama dengan safety stock Penentuan titik pemesanan kembali
ini menunjukkan kepada bagian pembelian terhadap barang yang akan dibutuhkan.
Hal ini ditunjukkan untuk menjaga keseimbangan persediaan serta perusahaan
tidak kehabisan bahan jika sewaktu-waktu terdapat jumlah pesanan atau produk
yang lebih besar jumlahnya. Pada kenyataannya ,bahan yang lebih besar jumlahnya
pada kenyataan bahan yang dipesan tidak dapat dipenuhi atau tersedia karena
dibutuhkan jangka waktu untuk pengiriman. Agar datangnya bahan tersebut tepat
pada safety stock maa perusahaan harus melakukan pemesanan terlebih dahulu.
Untuk dapat menerapkan kapan pemesanan kembali dapat dilakukan maka harus
diperhatikan tiga unsur yang mempengaruhi, yaitu :
* Waktu antar saat melakukan pemesanan dengan saat bahan sampai di gudang
Jumlah safety stock.
* Jumlah kebutuhan tiap kali proses Reorder point (ROP) atau R adalah
menunjukkan suatu tingkat persediaan dimana saat itu harus dilakukan pesanan.
Dengan rumus sebagai berikut : ROP = (U x L ) + Safety Stock Dimana : ROP =
Reorder point U = tingkat kebutuhan per periode L = lead time Persediaan cukup
untuk memenuhi kebutuhan selama tenggang waktu (lead time). Jumlah yang harus
dipesan harus sesuai atau berdasarkan EOQ.
1. Maximum stock Maximum stock adalah keadaan dimana persediaan mencapai
posisi yang maksimal. Maximum stock = safety stock +EOQ
Lead time Dalam pengisian kembali persediaan terdapat perbedaan waktu
yang cukup lama antara saat pengadaan pemesanan (order) untuk pergantian
kembali persediaan dengan saat penerimaan barang-barang yang dipesan tersebut
diterma dan dimasukkan kedalam persediaan (stock). Perbedaan waktu ini disebut
lead time. Lead time ini merupakan lamanya waktu antara mulai dibutuhkan
pemesanan bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan yang dipesan tersebut
diterima di gudang persediaan. Lamanya waktu tersebut tidak sama antara satu
pesanan dengan pesanan yang lain. Oleh karena itu suatu pesanan yang dilakukan
lamanya waktu yang harus diperkirakan walaupun resiko kesalahan mesin tetap
ada. Lead time merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu rencana
persediaan karena lead time harus dipatuhi oleh para pelaku pembelian. Tanpa
lead time yang konstan pengendalian persediaan akan kacau.
I. Klasifikasi
ABC dalam Persediaan
Pengendalian persediaan dapat dilakukan dalam berbagai
cara, antara lain dengan menggunakan analisis nilai persediaan. Dalam analisis
ini, persediaan dibedakan berdasarkan nilai investasi yang terpakai dalam satu
periode. Biasanya, persediaan dibedakan dalam tiga kelas, yaitu A, B, dan C
berdasarkan atas nilai persediaan. Yang dimaksud dengan nilai dalam klasifikasi
ABC bukan harga persediaan per unit, melainkan volume persediaan yang
dibutuhkan dalam satu periode (biasanya satu tahun) dikalikan dengan harga per
unit.
Kriteria masing-masing kelas dalam klasifikasi ABC,
sebagai berikut :
1. Kelas A – Persediaan yang memiliki volume tahunan rupiah
yang tinggi. Kelas ini mewakili sekitar 70% dari total persediaan, meskipun
jumlahnya hanya sedikit, biasa hanya 20% dari seluruh item. Persediaan yang
termasuk dalam kelas ini memerlukan perhatian yang tinggi dalam pengadaannya
karena dalam kelas ini memerlukan perhatian tinggi dalam pengadaannya karena
berdampak biaya yang tinggi. Pengawasan harus
dilakukan secara intensif.
2. Kelas B – Persediaan dengan nilai volume tahunan rupiah
yang menengah. Kelompok ini mewakili sekitar 20% dari total nilai persediaan
tahunan, dan sekitar 30% dari jumlah item. Di sini diperlukan teknik
pengendalian yang moderat.
3.
Kelas
C – Barang yang nilai volume tahunan rupiahnya rendah, yang mewakili sekitar
10% dari total nilai persediaan, tetapi terdiri dari sekitar 50% dari jumlah
item persediaan.Di sini diperlukan teknik pengendalian yang sederhana,
pengendalian hanya dilakukan sesekali saja.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem
persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor
tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus di jaga, kapan
persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem
ini bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam
kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat.atau dengan kata lain, sistem
dan model persediaan bertujuan untuk meminimumkan biaya total melalui penentuan
apa, berapa dan kapan pesanan di lakukan secara optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar